Kamis 24 Jan 2019 12:32 WIB

Mengapa AS Terus Ngotot Ingin Jatuhkan Maduro?

Pemimpin oposisi mendesak negara lain tak mengakui Maduro.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ikustrasi krisis Venezuela.
Foto: Reuters
Ikustrasi krisis Venezuela.

REPUBLIKA.CO.ID,  Tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro menguat. Sejumlah negara Amerika Latin seperti  Argentina, Brasil, Cile, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Honduras, Panama, Paraguay, dan Peru menolak terpilihnya Maduro.

Mereka lebih memilih mengaku pemimpin oposisi di Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido (35 tahun) sebagai presiden.  Tak hanya di kawasan Latin, Amerika Serikat, sebagai pemain besar di perpolitikan dunia juga ngotot untuk menyingkirkan Maduro. Presiden AS Donald Trump juga lebih memilih mengakui Guaido.

Sementara Wapres AS Mike Pence mendukung gerakan jalanan untuk menyingkiran penerus Hugo Chaves tersebut.  Dalam pesan video berbahasa Inggris dengan beberapa kata berbahasa Spanyol dan frase campuran kedua bahasa, Pence yang sebelumnya pernah mengecam Maduro, menyebut presiden Venezuela itu sebagai "diktaktor". Maduro, kata Pence, tidak memiliki hak untuk mengklaim kekuasaan.

"Atas nama Presiden Donald Trump dan semua warga Amerika, saya menyampaikan dukungan tidak kenal lelah Amerika Serikat terhadap kalian, rakyat Venezuela, suarakan keinginan kalian untuk kebebasan," kata Pence setelah menyapa "hola," yang berarti "halo" dalam bahasa Spanyol.

"Nicolas Maduro adalah diktaktor yang tidak memiliki legitimasi untuk mengklaim kekuasaan," katanya menegaskan. 

Baca juga, Ribuan Demonstran Tuntut Penggulingan Presiden Maduro.

Menurut Pence, Maduro tidak pernah memenangi kepresidenan dalam pemilu yang bebas dan adil. Ia mempertahankan cengkraman kekuasaannya dengan memenjarakan orang-orang yang berani menentangnya.

Ini bukan pertama kali AS menekan pemerintahan sosialisme Venezuela. Saat Hugo Chavez memimpin, Washington juga berulangkali mengecam pemerintahan Venezuela yang dinilai berjalan secara otoriter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement