REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi terpidana dalam kasus penistaan agama bebas hari ini. Banyak pihak bertanya-tanya, akan ke mana Ahok pascabebas. Apakah akan kembali terjun ke politik? Atau menekuni jalan lain?
Kuasa Hukum Ahok mengatakan, Ahok kemungkinan akan menekuni bisnis perdagangan minyak. Selain itu ia juga akan menjalani kontrak dengan salah satu stasiun televisi swasta. Ahok akan menjadi pembawa acara 'talk show' "Kantornya tidak terlalu besar tapi yang cukup untuk beraktivitas," ujarnya.
Dua rencana itu memang bukan karir yang dibangun Ahok sejak awal. Dalam buku Ahok berjudul 'Merubah Indonesia' ia sempat mengungkapkan alasannya terjun ke dalam politik dan memilih mundur dari ketua majelis di gereja. Salah satu alasan yang ia sampaikan adalah untuk membela kepentingan rakyat.
"Tentu saja saya tahu untuk kepentingan orang banyak dengan pengorbananlah yang Tuhan kehendaki di dalam iman saya. Bukan sebaliknya mengatasnamakan Tuhan tapi menikmati hidup berlimpah di atas penderitaan rakyat miskin yang tidak berpengharapan," tutur Ahok dalam bukunya.
"Setelah meyakinkan panggilan ini, saya putuskan untuk keluar dari majelis gereja pada tahun 2003. Lalu saya langsung pulang kampung dengan menjabat ketua cabang DPC partai PIB."
Baca juga, Jokowi Komentari Bebasnya Ahok.
Ahok pun mulai sibuk mengurus PIB agar bisa lolos verifikasi dan ikut pemilu pada 2004. Karir politik Ahok terus menanjak, pada 2005 ini ikut dalam pertarungan Bupati Belitung Timur. Ia pun berhasil memenangkan pemilihan dengan raihan suara 37 persen.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat mengurus administrasi pembebasan dirinya di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (24/1).
Pada Desember 2016 Ahok mundur setelah satu tahun memimpin. Ia maju untuk ikut dalam Pilgub Bangka Belitung pada 2007. Namun ia kalah dengan suara tipis. Kalah di pilkada, Ahok tak berhenti di politik. Ia pun ikut dalam pemilu legislatif. Ahok terpilih sebagai anggota DPR periode 2009-2014 dari Partai Golkar.
Pada 2012 ia mengundurkan diri setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo. Dalam pemilihan itu, keduanya diusung oleh PDIP dan Gerindra. Jokowi-Ahok pun berhasil memenangkan pemilihan.
Pada 2014, Jokowi mundur dari kursi gubernur DKI dan mencalonkan diri sebagai calon presiden. Ahok pun secara otomatis menggantikan Jokowi sebagai gubernur DKI. Namun Ahok gagal mempertahankan posisi dalam pilkada berikutnya. Berpasangan dengan Djarot, Ahok kalah dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Pada Mei 2017, Ahok divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim pengadilan negeri Jakarta Utara karena kasus penodaan agama. Kasus penodaan agama yang dilakukan Ahok telah memicu gelombang demonstrasi cukup besar, salah satunya yang fenomenal adalah gerakan 212.
Sementara itu ketika ditanya soal kemungkinan Ahok kembali masuk ke dunia politik, Teguh belum bisa memastikan hal tersebut. Namun hal itu tergantung situasi dan kondisi. "Soal politik, jika sudah pada waktunya dan kembali diperlukan untuk kepentingan nasional, demi bangsa dan negara, beliau tentu akan taat dan tidak akan menolak untuk kembali ke kancah politik," tuturnya.
Ketua DRPD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengungkapkan keinginan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk istirahat. Ahok bahkan tak ingin di jemput setelah memenuhi masa kurungan. Ahok tak ingin peristiwa keluarnya ia dari penjara menjadi sorotan. "'Gue juga udah capek. Gue juga mau istrahat'," kata Prasetyo Edi di Jakarta menirukan omongan Ahok saat keduanya bertemu 12 hari lalu.
Prasetyo mengaku mengapresiasi Ahok. Dia berpendapat, menjalani masa hukuman dua tahun itu bukanlah sesuatu hal yang mudah. "Dia keluar dan kita berdoa saja supaya dia sehat bisa kembali," katanya.
Kendati begitu, puluhan pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersikukuh tetap menjemput kebebasannya sambil melakukan orasi dan bernyanyi Indonesia Raya di depan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (24/1).