Kamis 24 Jan 2019 11:40 WIB

Posko Kebakaran Didirikan Sampai Pekan Depan

Kepolisian dan Pemprov bersama-sama membuka pos pengaduan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Muhammad Hafil
Kondisi puing-puing bangunan yang terbakar pada Senin (21/1) lalu di wilayah terdampak kebakaran di Jalan Tomang Utara, RW 11, Jakarta Barat, Rabu (23/1).
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Kondisi puing-puing bangunan yang terbakar pada Senin (21/1) lalu di wilayah terdampak kebakaran di Jalan Tomang Utara, RW 11, Jakarta Barat, Rabu (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi penanganan korban kebakaran di Jalan Tomang Utara, Jakarta Barat, berangsur membaik. Lurah Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Bambang Edi Kusumo mengatakan, pihaknya masih akan membuka posko untuk pengungsian warga sampai dengan pekan depan.

“Sementara ini, tentunya karena ini dampaknya sangat luas ada di tiga RW, ya tentunya mungkin agak lama. Kurang lebih satu pekan atau mungkin 10 hari ke depannya,” kata Bambang di lokasi Posko di Tomang, Jakarta Barat, Rabu (23/1).

Pada Rabu siang, banyak warga yang ada dalam posko untuk mengantre mendapatkan bantuan berupa logistik dan selimut. Bambang menuturkan, warga juga sempat melakukan kerja bakti bersama dibantu oleh sebanyak 350 personel dari jajaran TNI, Polri, dan juga PPSU.

Warga saat ini juga telah aman diungsikan di titik-titik yang ada di masing-masing RW yang terdampak, yaitu RW 11, RW 14, dan juga RW15. Mereka diungsikan di musholla dan juga masjid di lingkungan RW.

Dari catatannya, terdapat sebanyak 1251 warga yang terdampak kebakaran. Sementara, ada sebanyak 165 bangunan yang mengalami kebakaran. Tak ada korban jiwa dari peristiwa kebakaran yang terjadi pada Senin (21/1) dini hari itu.

Sementara, dari sebanyak 1251 warga, menurut catatannya ada sebanyak 59 warga yang telah berobat ke pos-pos kesehatan. “Terkait masalah penyakit, Alhamdulillah, baru ditemukan penyakit-penyakit yang ringan, seperti flu, batuk, pilek. itu sudah ditangani oleh dokter medis sari tingkat kecamatan dan kelurahan,” kata Bambang.

Dia menjelaskan, posko kesehatan yang didirikan oleh pemerintah daerah setempat adalah sebanyak empat titik yang terdekat dengan tenda-tenda pengungsi.

Dari hasil penyelidikan dari pihak Polres Jakarta Barat, kata dia, peristiwa kebakaran pada Senin dini hari  itu terjadi karena korslet atau arus pendek listrik.

“Jangan sampai warga selama ini simpang siur. Ada yang beritanya katanya dari kompor meledak, dari sebuah tempat fotokopi. Ternyata setelah diadakan penyelidikan, dari arus jangka pendek,” jelas dia.

Pihaknya juga menerangkan, telah menindaklanjuti instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan perihal dengan pencatatan warga yang kehilangan dokumen-dokumen penting. Menurutnya, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah mendirikan sebuah pos pengaduan untuk mendaftarkan dokumen-dokumen yang hangus terbakar.

Pihaknya juga mendaftarkan langsung kepada masyarakat siapa saja yang merasa kehilangan dokumen-dokumen penting karena terbakar.

“Warga kami minta melalui RT RW-nya mendata warganya yang merasa KTP KK ataupun ijazahnya dan lain-lain kebakar, silakan mengadu ke pos dukcapil,” kata dia.

Saat ini, bantuan-bantuan dari berbagai pihak telah didatangkan. Bantuan-bantuan itu berupa logistik seperti air mineral, mi instan, selimut, tikar, dan pakaian layak pakai.

Bambang menuturkan, sejauh ini pihaknya masih akan bersiap di posko. Meskipun, masyarakat telah banyak yang dijemput oleh saudaranya masing-masing untuk diungsikan sementara ke rumah-rumah mereka.

“Kami akan berkoordinasi lagi dengan RT-RT yang terdampak. mungkin sebagian juga yang telah dijemput oleh saudaranya mengungsi sebelum adanya pembangunan rumah mereka kembali,” jelas dia.

Rona, warga korban kebakaran di Jalan Tomang Utara RT 03/RW 14, Jakarta Barat, menuturkan rumah yang ia tinggali bersama dengan kedua anaknya habis dilalap api. Dia sendiri tak menyangka, api yang menurutnya jauh dari lokasi rumahnya, akan merembet dengan cepat ke rumahnya.

“Sebenarnya itu asalnya jauh. Saya kira itu tidak akan merembet ke rumah saya. Nggak tahunya malah ke tempat saya,” kata Rona kepada Republika, Rabu (23/1).

Dia menuturkan, sejauh ini dia telah mendapatkan bantuan yang cukup bagi dia dan keluarganya berupa makanan dan juga pakaian layak pakai. Mengenai surat-surat berharga yang telah habis terbakar, dia mengaku juga telah melaporkannya kepada pihak yang berwenang.

“Sudah saya laporkan. Semua termasuk surat-surat, ijazah, habis semua, tidak ada yang tersisa,” jelas dia.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan jajarannya sedang melakukan pendataan masyarakat yang tinggal di sana. Menurutnya, wali kota saat ini tengah fokus melakukan pendataan itu.

“Tadi (Rabu) pagi kita bicarakan soal ini. Sebagian warga yang mengontrak, sebagian warga rumahnya memang di situ. Sekarang lagi melakukan pendataan,” kata Anies di Gedung Teknis Abdul Muis, Jakarta Pusat, Rabu (23/1).

Sesudah melakukan pendataan itu, Pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta akan mendiskusikan perihal bantuan selanjutnya. Pemprov, kata dia, sedang menyusun peruntukan-peruntukan bantuan untu membantu bagi warga yang terkena bencana kebakaran.

Dia menekankan, pada tahap pendataan ini, pihaknya berharap warga proaktif untuk melaporkan pada pos pelaporan untuk pendataan. Sebab, pihaknya membutuhkan dokumen-dokumen dari kepolisian mengenai laporan kehilangan dan lain-lain.

“Itu prosedur saja. Kepolisian dengan pemprov bersama-sama membuka pos pengaduan di situ sehingga mereka tidak perlu pergi jauh-jauh,” ungkap Anies.

Sebab, dari data yang dia himpun sampai dengan Selasa (22/1) malam, hanya ada sebanyak sekitar 40 warga yang melaporkan kehilangan, dari sebanyak 1251 warga yang terdampak. Jumlah itu masih terlampau sedikit.

Oleh sebab itu, pihaknya pun akan turun ke lapangan untuk mendatangi warga untuk mendata. “Kita pun akan turun ke lapangan mendatangi tiap-tiap rumah dan mendata apa saja yang hilang lalu kita buatkan suratnya,” jelas Anies.

Dia juga menginstruksikan kepada para petugas kesehatan untuk menjemput bola memeriksa kesehatan warga-warga yang terdampak. Pemeriksaan itu diutamakan kepada anak-anak yang ada di sana.

“Karena banyak anak-anak di sana, tanpa kita sadari, berpotensi sakit. Ini yang menjadi perhatian kita. Kalau didiamkan tanda-tandanya ada, bisa malah sakit,” tutur Anies.

Farah Noersativa

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement