Kamis 24 Jan 2019 07:10 WIB

Waspada Nyamuk Aedes Aegypti di Musim Hujan

Minimnya pemberantasan sarang nyamuk membuat jentik terus bertambah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Aedes Aegypti
Foto: EPA/Jeffrey Arguedas
Aedes Aegypti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membenarkan banyaknya jumlah nyamuk Aedes aegypti menyebabkan kasus DBD terus terjadi. Terutama, selama musim penghujan ini.

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan,  kasus DBD terus terjadi bahkan meningkat jumlahnya saat ini karena kewaspadaan DBD sebelum memasuki musim penghujan yang belum optimal. Pemberantasan sarang nyamuk tidak terjadi inilah yang membuat jentik serta jumlah nyamuk terus bertambah apalagi saat musim penghujan yang banyak genangan yang merupakan tempat nyamuk menetaskan telur.

"Karena itu, secara kuantitas banyak nyamuk yang tertular virus dengue kemudian mereka berkembangbiak. Nyamuk tersebut yang kemudian menggigit orang dan terjadilah kasus DBD," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (23/1).

Persoalan semakin ditambah dengan kondisi penderita DBD yang digigit nyamuk tersebut baru diketahui setelah 3-7 hari. Padahal di waktu yang sama semakin banyak nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue yang menggigit orang lain.

Karena itu, ia menyebut pihaknya kini tengah fokus pada pengurangan jumlah nyamuk untuk mengurangi pembawa virus dengue. Salah satu caranya, ia menambahkan yaitu dengan melakukan fogging untuk mengurangi jumlah nyamuk dewasa.

Selain itu ia menyebut, pihaknya memberikan bubuk abate dan larvasida untuk membunuh jentik nyamuk. ia menyebut pemberian abate dilakukan lewat pusat kesehatan masyarakat.

Siti berharap masyarakat melakukan upaya 3M yaitu menutup, menguras, dan mengubur dan membuang wadah-wadah seperti kaleng atau ban yang terendam air. Dengan melakukan upaya-upaya  tersebut, ia berharap kasus DBD bisa ditekan dan jumlah nyamuk Aedes aegypti bisa semakin berkurang dan menekan DBD.

"Harapannya jumlah nyamuk dalam sebulan sudah terkendali dan kalau sudah mengendalikan nyamuk dan penyakitnya, maksimum sepekan sudah tidak ada lagi kasus kematian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement