REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana akan membentuk Tim Intelijen Kebencanaan. Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan tim tersebut akan diisi oleh para peneliti yang ahli di bidang geologi, vulkanologi, tsunami dan ahli-ahli di bidang lempeng.
"Selama ini kan beliau-beliau ini belum terintegrasi," kata Doni di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/1)
Ia menjelaskan nantinya setiap bulan tim tersebut akan menyampaikan informasi kepada publik terkait masalah kebencanaan. Namun nantinya informasi tersebut tidak disampaikan masing-masing agar satu sama lainnya bisa saling melengkapi.
"Karena para peneliti ini jangan sampai masing-masing, kalau bisa ya satu sistem dan satu pintu," tuturnya.
Lebih lanjut Doni menerangkan, jika tim tersebut sudah mulai berjalan, masyarakat diharapkan akan mendapatkan informasi yang lebih aktual, realistis, dengan tingkat akurasi yang semakin baik. Nantinya tim tersebut tidak hanya berkumpul pada saat terjadi bencana, melainkan setiap saat akan berkumpul di BNPB untuk menyampaikan informasi terkait kebencanaan.
"Apa langkah-langkah pra-bencana maupun pascabencana, jadi peringatannya satu suara di BNPB," ujarnya.
Rencananya Rabu sore ini tim tersebut akan diundang oleh Deputi I BNPB, untuk menyusun rencana kerja. Termasuk katanya usulan-usulan yang berhubungan dengan sistem peringatan dini.
Wacana mengenai Tim Intelijen Kebencanaan disampaikan kembali oleh Doni pada saat rapat dengar pendapat dengan tim pengawas penanggulangan bencana di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/1). Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon, dan dihadiri sejumlah menteri seperti Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, dan perwakilan sejumlah perwakilan terdampak bencana.