REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Stok darah yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI) di kabupaten/kota se-DIY menurun pada Januari 2019 ini. Bahkan dengan komponen golongan darah tertentu stoknya ada yang kosong dan menipis.

"Stok darah pada Januari memang trennya menurun setiap tahun. Hal ini karena kegiatan donor darah di luar PMI menurun. Sehingga tidak ada pendonor, sementara jumlah permintaan tetap," kata Humas PMI DIY, Warjiyani.

Diakui, pada Januari biasanya memang tidak ada kegiatan donor darah. Demikian pula para mahasiswa juga masih libur kuliah. Ia menggambarkan, mobil unit PMI rata-rata dalam sebulan keliling di 50 lokasi kegiatan donor darah, sedangkan selama Januari ini hanya keliling di 27 lokasi.

"Bahkan pada Januari tahun lalu, mobil unit hanya keliling di 17-21 lokasi kegiatan donor.darah," ujar Yani, panggilan akrab Warjiyani.

Lebih lanjut dikatakan rata-rata produksi darah UDD (Unit Donor Darah) di Kota Yogyakarta sekitar 3.000 kantong, UDD Bantul sekitar 800 kantong, UDD Sleman sekitar 1200 kantong, UDD Gunungkidul sekitar 500 kantong, dan UDD Kulonprogo sekitar 400 kantong.

Yani yang juga staf organisasi PMR dan Kominfo PMI DIY ini mengungkap ada beberapa kabupaten di DIY yang stok darahnya menipis dan bahkan tidak ada sama sekali. Misalnya di Sleman stok darah A nol dan stok darah AB tinggal komponen WB dan itupun hanya satu kantong.

Di Kabupaten Kulonprogo stok darah B hanya tersedia satu kantong untuk komponen PRC, dan di Bantul dan Kulonprogo untuk golongan darah AB hanya tersedia komponen darah PRC masing-masing tiga kantong dan dua kantong.

Untuk mengatasi menipisnya stok darah di PMI, kata Yani, pihaknya melakukan broadcast kepada para pendonor darah dengan di SMS satu per satu. Misalnya pada acara ngopi bareng atau memberikan hadiah /doorprise pada kegiatan donor darah yang diselenggarakan di PMI.

Ikuti Whatsapp Channel Republika