Rabu 23 Jan 2019 12:16 WIB

Polisi Antisipasi Gangguan Keamanan Jelang Kebebasan Ahok

Pengamanan disiapkan bagi simpatisan yang akan mengawal Ahok setelah bebas.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Basuki Tjahaja Purnama
Foto: AFP POOL
Basuki Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, mengatakan kepolisian akan memitigasi dan mengantisipasi segala gangguan yang mungkin terjadi menjelang bebasnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari tahanan. Langkah antisipasi salah satunya bagi simpatisan Ahok yang mengawalnya saat bebas sudah disiapkan oleh Polres Depok.

"Langkah-langkah antisipasi untuk itu yang sudah dibuat skenarionya oleh Polres Depok. Tentunya juga oleh Brimob sebagai tempat saudara Ahok dilakukan penahahan," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).

Menurut Dedi, kepolisian akan memitigasi dan mengantisipasi segala macam potensi gangguan yang akan terjadi. Meski begitu, hingga saat ini pihak kepolisian belum mendapatkan informasi mengenai ada atau tidaknya simpatisan Ahok yang akan mengawal idolanya itu saat keluar dari tahanan pada Kamis (24/1) nanti.

"Sampai saat ini belum, kita belum. Tapi, tetap kita antisipasi sekecil apapun potensi yang akan terjadi kita mitigasi secara maksimal," jelasnya.

Setelah bebas mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebut berencana menekuni bisnis perminyakan. Selain itu, dia akan menjadi pembawa acara bincang-bincang setelah bebas dari tahanan pada Januari ini. Kuasa hukum Ahok, Teguh Samudera, menyebutkan, rencana bisnis minyak tersebut sudah direncanakan sejak lama.

"Setelah bebas nanti, Pak Ahok kemungkinan akan menekuni bisnis perdagangan minyak seperti yang waktu itu pernah di diskusikan," kata Teguh. Ahok bahkan sedang mencari kantor di sekitar Bundaran HI, Selasa (22/1).

"Kantornya tidak terlalu besar tapi yang cukup untuk beraktivitas," ujarnya. Untuk rencana menjadi pembawa acara bincang-bincang, Teguh mengaku kliennya tersebut akan menjalani kontrak dengan salah satu stasiun televisi swasta.

Terkait dengan kemungkinan kliennya masuk ke dunia politik, Teguh belum bisa memastikan hal tersebut. Semua tergantung situasi dan kondisi.

"Soal politik, jika sudah pada waktunya dan kembali diperlukan untuk kepentingan nasional, demi bangsa dan negara, beliau tentu akan taat dan tidak akan menolak untuk kembali ke kancah politik," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement