REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberi saran alternatif kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengembangbiakkan rusa di lokasi terpisah dari Taman Nasional Komodo, NTT. Hal itu terkait rencana Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo selama satu tahun dari wisatawan.
Pemprov NTT yang ingin menutup lokasi itu karena populasi rusa sebagai pakan dari Komodo di taman nasional tersebut mulai berkurang. "Jadi bisa saja ini. Itu benar bahwa perlu makannya rusa, kambing itu lebih terkait. Kalau ada pertanyaan apa dikembangbiakan di tempat lain dulu lalu dibawa kesitu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (22/1).
JK pun memahami alasan Pemprov NTT yang ingin menutup taman nasional karena alasan tersebut. Namun, ia menilai rencana penutupan tersebut belum resmi.
"Itu belum kita resmi. Tapi kalau saya lihat alasannya Gubernur Viktor itu untuk memperbanyak untuk mengembangbiakan rusa. Tapi jangan lupa dikunjungi atau tidak dikunjungi itu tetap saja perlu makan," ujar JK.
Komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Ia juga menyoroti murahnya tarif masuk ke wilayah Taman nasional Komodo. Padahal, wilayah tersebut merupakan wilayah konservasi.
"Taman Nasional Komodo kan dibawah Kementerian LHK. Dan tarif tarif itu ada aturannya kepetusan menteri. memang begitu. Kalau kita melihatnya secara wajar. Memang terlalu murah pada dewasa ini," ujarnya.
Karena itu, ia menilai ke depannya perlu didiskusikan kembali kemungkinan kenaikan tarif masuk Taman nasional. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemeliharaan wilayah konservasi.
"Jadi berapa nanti dirundingkan. Bisa juga dibedakan antara banyak negara seperti itu orang domestik, dan anak sekolah bayarnya sekian. Tapi untuk turis asing bayarnya sekian," ujar JK.
Komodo berada di habitat asliya di Pulau Komodo. (Republika)
Sebelumnya, Pemerintah Nusa Tenggara Timur berencana menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo dari kunjungan wisatawan selama satu tahun. Hal itu sebagai upaya meningkatkan jumlah populasi komodo dan rusa yang menjadi makanan utama hewan langka tersebut.
"Pemerintah NTT akan melakukan penataan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi lebih baik, sehingga habitat komodo menjadi lebih berkembang. Kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika ditemui di Kupang, Jumat (18/1).
Namun, ia tidak menjelaskan waktu penutupan kawasan Taman Nasional Komodo tersebut. Viktor mengatakan, penutupan Taman Nasional Komodo guna mempermudah pemerintah daerah menata kawasan wisata itu.
Dia mengatakan, kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores itu sudah semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.
"Kondisi tubuh komodo tidak sebesar dulu lagi, karena populasi rusa sebagai makanan utama komodo terus berkurang karena maraknya pencurian rusa di kawasan itu," kata Viktor.