REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk segera mengevaluasi pelaksanaan debat pertama. Ia menyarankan sebaiknya kedua kandidat pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden tidak membawa teks saat debat.
"Bahwa tema debat kedua adalah soal sumber daya alam, energi, pangan, infrastruktur, dan seterusnya, lingkungan hidup, itu aja yang dibocorin yang lain itu tanpa teks, tanpa kertas dua-duanya duduk di situ," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (21/1).
Fahri menambahkan KPU juga sebaiknya tidak perlu lagi memberikan kisi-kisi pertanyaan di debat kedua nanti. Sementara itu terkait diperbolehkan atau tidaknya capres cawapres membawa catatan berisi data saat debat, Fahri menganggap data tersebut tidak harus dibawa ke dalam ruang debat.
"Harusnya sudah bisa dong pemimpin itu bawa data di kepalanya gitu loh nggak usah dibawa pakai tulisan," katanya.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1).
Wakil Ketua DPR lainnya Fadli Zon menyarankan sebaiknya masing-masing kandidat tidak perlu lagi membawa kertas berisi jawaban-jawaban yang sudah dipersiapkan. Menurutnya KPU cukup menyediakan kertas kosong di podium debat untuk para kandidat paslon.
"Sehingga, kami ingin melihat pemikiran yang otentik apa sih yang sebetulnya dipikirkan supaya rakyat bisa menilai dan bisa tahu ini loh program-programnya, ini loh visi misinya, bukan visi misi ataupun program yang dibuatkan oleh konsultan gitu lho," ujarnya.
Sebelumnya Komisioner KPU Wahyu Setiawan membeberkan sejumlah catatan evaluasi KPU di debat pertama kemarin. Ia mengatakan KPU akan merancang debat kedua nanti agar kedua pasangan calon bisa lebih menunjukkan kapasitas dalam menyampaikan visi, misi, gagasan, dan program yang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan.
"Untuk debat kedua, abstraksi kisi-kisi soal yang dibuat panelis tidak akan kita beritahukan pada pasangan calon presiden dan wakil presiden," ujar Wahyu, Ahad (20/1).