REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat sepuluh kali guguran lava pijar meluncur dari puncak Gunung Merapi pada Senin (21/1). Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyebut berdasarkan data seismik sejak pukul 00.00-06.00 WIB, tercatat sebanyak sepuluh kali guguran lava dengan durasi 12-48 detik. Jarak luncur maupun arah guguran tidak teramati karena cuaca di Gunung Merapi berkabut.
Sementara berdasarkan pengamatan BPPTKG dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang pada Senin pagi, dilaporkan angin di gunung tersebut bertiup tenang dengan suhu udara mencapai 20,8 derajat Celcius dengan kelembapan udara 88 persen RH dan tekanan udara hingga 916,0 hpa.
BPPTKG selama mengamati gunung api itu pada Ahad (20/1), dari pukul 18.00 hingga 24.00 WIB, mencatat 6 kali gempa guguran dengan yang berlangsung selama 13 sampai 23 detik. Per 16 Januari 2019, volume kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat 453.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 2.300 meter kubik per hari atau lebih rendah dari pekan sebelumnya.
Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.