Senin 21 Jan 2019 07:47 WIB

52 Warga Kota Bogor Terjangkit DBD

Musim pancaroba ini membuat perkembangbiakkan jentik nyamuk makin subur.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Memasuki musim pancaroba, sebanyak 52 warga Kota Bogor terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) di awal tahun ini. Jumlah itu diprediksi terus berubah sambil mengikuti perkembangan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dari sejumlah puskesmas dan rumah sakit yang ada. 

“Musim pancaroba berpotensi menimbulkan tempat-tempat indukan jentik baru. Setiap data yang kita terima selalu akan diperbarui, bisa jadi hari ini ada 52 warga yang terdampak, bisa jadi besok angkanya bisa naik tinggi atau bahkan stagnan,” kata Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Surveilance (P3MS) Dinkes Kota Bogor Sari Chandrawati kepada Republika.co.id, Ahad (20/1) malam.

Untuk itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan oleh serangan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti itu. Berdasarkan kasus kematian salah seorang pasien DBD pada awal tahun ini, dia menyebut tempat pertumbuhan induk jentik bisa terjadi di mana saja, tergantung bagaimana lingkungan dapat mengantisipasi pola cuaca yang kerap berubah. 

Misalnya, sisa hujan yang menjadi genangan air di tempat-tempat tertentu seperti pot bunga, pagar bambu, kaleng-kaleng bekas, atau pun di bak-bak mandi yang dibiarkan terbuka berpotensi menjadi tempat perindukan jentik nyamuk dengan cepat. Belum lagi tempat-tempat seperti penadangan air dispenser, kulkas, atau bak mandi yang jarang dikuras. 

“Oleh karena itu kita terus mendorong kepada masyarakat dan juga petugas jentik di tiap wilayah untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” kata dia. 

Kegiatan PSN meliputi tiga aspek seperti menguras, menutup, dan mendaur ulang serta memakai anti nyamuk (3M Plus). Berdasarkan data Dinkes Kota Bogor, jumlah penderita DBD tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan 1.225 orang. Pada 2016, kasus DBD sudah masuk dalam kejadian luar biasa (KLB). 

Menurut Sari, meski angka penyakit DBD di awal tahun ini tidak setinggi kasus pada 2016, pihaknya terus mengimbau agar masyarakat dapat menyadari lingkungan tempatnya hidup. Jika terdapat tempat-tempat yang berpotensi menjadi perindukan jentik nyamuk, kata dia, masyarakat diminta cepat tanggap. 

“Karena kan sekali lagi, adanya musim pancaroba ini membuat perkembangbiakkan jentik nyamuk makin subur, kita harus hati-hati,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement