REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin mengatakan, santri harus mempunyai harapan yang tinggi untuk membangun bangsa Indonesia karena santri bisa menjadi apapun, termasuk menjadi wakil presiden dan presiden. Kiai Ma'ruf pun merasa bangga menjadi santri, sehingga sampai saat ini ke mana-mana selalu memakai sarung.
Bahkan, kata dia, jika nanti terpilih menjadi wakil presiden periode selanjutnya, Kiai Ma'ruf akan tetap mengenakan sarung. "Saya ini golongan sarung karena selalu pakai sarung. Saya ditanya, kiai kalau jadi wapres apa tetap akan pakai sarung? Sepanjang tidak dilarang saya akan terus pakai sarung," ujar Kiai Ma'ruf saat menghadiri kegiatan Deklarasi Santri Ngariung (Sarung) dan Silaturrahmi Para Ulama se-Jawa Barat di Pondok Pesantren Baitul Arqom Pacet, Kabupaten Bandung, Sabtu (19/1) malam.
Menurut Kiai Ma'ruf, saat bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad beberapa waktu lalu dirinya juga mengenakan sarung. Begitu juga saat bertemu dengan Lee Hsien Loong.
Hal itu menandakan bahwa santri bisa diterima di mana-mana. "Saya ke Malaysia ketemu Mahathir pakai sarung. Ke Singapur ketemu Mr Leee pakai sarung. Apalagi di Istana Negara pakai sarung terus," ucap Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Dalam acara silaturrahim tersebut, Kiai Ma'ruf beryukur bisa bekumpul lagi dengan ribuan santri yang hadir di Pondok Pesantren Baitul Arqom. Dia juga senang bisa mendapatkan dukungan dari komunitas Santri Ngariung dalam acara tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Kiai Ma'ruf menghadiri kegiatan Deklarasi Santri Ngariung (Sarung) dan Silaturrahmi Para Ulama se-Jawa Barat di Pondok Pesantren Baitul Arqom Pacet, Kabupaten Bandung, Sabtu (19/1) malam. Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, Kiai Ma'ruf bersama rombongannya tiba di pesantren tersebut sekitar pukul 20.00 WIB. Ketua Umum MUI ini disambut oleh 4.000-an santri dan santriwati Pondok Pesantren Baitul Arqom.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Baitul Arqom Pacet, KH. Ibnu Athoillah Yusuf Al-Hafidz dalam sambutannya mengatakan, kegiatan deklarasi tersebut digelar sebagai bentuk rasa cinta kepada ulama yang saat ini mencalonkan diri sebagai cawapres Pilpres 2019.
"Alhamdulillah Allas SWT telah mentakdirkan kiai kita semua menjadi Cawapres. Karena itu, kami Komunitas Santri Ngariung membuat gerakan mengawal santri untuk memimpin negara ini," ujar KH Athoillah dalam sambutannya.