REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno mengritisi mekanisme debat calon presiden (capres) dan cawapres yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut dia, ada dua hal yang menjadi perhatiannya.
Pertama, ia mengatakan, adanya kisi-kisi kepada peserta debat membuat jalannya acara sekitar 2,5 jam itu kurang menarik. "Sekarang sudah kelihatan dengan adanya kisi-kisi tidak membuat debat terlalu greget. Dua-tiga hari lewat, kelihatannya perlu dievaluasi," kata dia di Ballrom Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (19/1).
Ia mengklaim, banyak masyarakat yang tak tertarik dengan debat pertama lantaran para calon sudah mendapatkan kisi-kisi jauh sebelum pelaksaan debat. Ia menganjurkan, debat dilaksanakan seperti pada zamannya mencalonkan diri menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Saat itu, lanjut dia, para calon hanya diberi tahu mengenai topik debat yang dilaksanakan. Para calon harus mengelaborasi sendiri topik yang diberikan.
Meski begitu, Sandi mengaku akan mengikuti keputusan KPU mengenai debat selanjutnya. "Tapi ini yang disampaikan masyarakat, seperti DKI," kata dia.
Kedua, ia menambahkan, lantaran waktu debat yang panjang, suasana debat harus dibuat lebih nyaman. Dengan begitu, kondisi fisik dan pikiran para calon akan tetap segar.
"Kita berdiri terus sangat melelahkan. Perlu pijet. Apalagi usia Pak Prabowo sudah mendekati 70 tahun, Jokowi juga. Akan lebih baik kalau jadi fleksibel cara menyampaikannya," kata dia.
Sandiaga menilai, debat Pilkada DKI adalah format yang bisa dipakai dan dijadikan contoh. Meski berjalan sederhana, kata dia, debat berjalan maksimal.
Bahkan, ia mengatakan, debat bisa saja dilakukan di dalam studio televisi, di mana para calon bisa duduk, dan hanya menundang milenial sebagai penonton. "Gak usah pakai yel-yel. Itu sudah lewat lah. Kita sudah melewati fase hingar-bingar," kata dia.
Ia mengatakan, pendukung yang meneriakkan yel-yel bisa dilakukan di luar. Sementara para peserta debat dapat fokus menyampaikan visi-misinya.
"Karena kita bicara dengan ratusan juta yang nonton, bukan sama yang ada di situ," kata dia.