Jumat 18 Jan 2019 15:15 WIB

NTB Miliki Potensi Kembangkan Ekonomi Berbasis Digital

Langkah pertama dengan membangun infrastruktur terintegrasi di desa hingga kabupaten

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah (ketiga dari kanan) dan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Direktur Utama Abdulbar M Mansoer (kedua dari kiri) dalam kerja sama beasiswa 1.000 mahasiswa NTB keluar negeri dari ITDC di Hotel Aryaduta, Jakarta (29/11).
Foto: Foto: Dokumentasi ITDC
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah (ketiga dari kanan) dan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Direktur Utama Abdulbar M Mansoer (kedua dari kiri) dalam kerja sama beasiswa 1.000 mahasiswa NTB keluar negeri dari ITDC di Hotel Aryaduta, Jakarta (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Pendiri Mahadesa Foundation Sulton Muhammad memaparkan tentang pentingnya pengembangan ekonomi NTB dalam konsep industrialisasi 4.0. Sulton menyampaikan, NTB sebagai sebuah daerah di luar Jawa memiliki potensi besar dalam industrialisasi sektor ekonomi.

Hal ini tak lepas dari keinginan Gubernur NTB Zulkieflimansyah yang memiliki visi pengembangan ekonomi yang berbasis digital dengan pemanfaatan ekonomi. "Langkah pertama tentu membangun infrastruktur ekonomi NTB yang terintegrasi antara desa hingga kabupaten sampai tingkat provinsi dalam satu klaster," ujar Sulton usai bertemu Gubernur NTB Zulkieflimansyah di KEK Mandalika, Kamis (17/1) kemarin. 

Nantinya, dia katakan, pada setiap klaster, masyarakat di setiap desa akan dilengkapi sistem melalui aplikasi yang mampu mendeteksi seluruh kebutuhan dan permintaan dari masing-masing desa sehingga desa itu bisa memperkirakan apa saja yang menjadi kebuthan pokok setiap bulan.

Dengan begitu, pengembangan ekonomi berbasis digital yang terintegrasi dari tingkat desa hingga provinsi akan memberikan kemandiran bagi NTB lantatan punya jaringan distribusi sendiri dan mempermudah pengembangan industri di NTB.

"Contohnya, selama ini orang yang jualan tenun namun tidak memiliki pasar ke Jakarta bingung, tapi dengan sistem ini sudah bisa online lewat aplikasi sehingga memudahkan," ungkap Sulton.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement