Jumat 18 Jan 2019 22:11 WIB

Perairan Utara Jabar tak Terdampak Supermoon

BMKG mengatakan perairan utara Jawa Barat tetap aman.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bayu Hermawan
Penampakan supermoon di ufuk timur Kota Bandung sore hari. Hari-hari pertama tahun 2018 diwarnai dengan fenomena supermoon.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Penampakan supermoon di ufuk timur Kota Bandung sore hari. Hari-hari pertama tahun 2018 diwarnai dengan fenomena supermoon.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Fenomena supermoon akan kembali hadir pada 21 Januari 2019. Meski mempengaruhi kondisi pasang maksimum air laut, namun perairan utara Jabar tetap aman.

"Untuk wilayah perairan utara Jabar, termasuk Cirebon dan Indramayu, tidak berdampak apa-apa," ujar Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn kepada Republika.co.id, Jumat (18/1) malam.

Faiz menjelaskan, adanya fenomena supermoon (posisi perigee atau jarak terdekat bulan terhadap bumi) disertai bulan purnama,  mempengaruhi kondisi pasang maksimum air laut di Indonesia. Namun, pada supermoon kali ini, tidak semua perairan di Indonesia akan terdampak.

Faiz menyebutkan, fenomena pasang maksimum air laut pada fenomena supermoon kali ini hanya terjadi di sejumlah wilayah. Yakni, pesisir utara Jakarta, pesisir utara Jateng, pesisir utara Jatim, pesisir Cilacap, pesisir Tanjung Benoa Bali, pesisir Kalimantan Barat dan pesisir Makassar.

"Masyarakat di pesisir-pesisir itu harus waspada kondisi pasang maksimum air laut pada 19 hingga 22 Januari 2019," kata Faiz.

Faiz mengatakan, hal itu berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir dan aktivitas petani garam dan perikanan darat. Selain itu, kegiatan bongkar muat di pelabuhan juga bisa terdampak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement