Jumat 18 Jan 2019 18:39 WIB

TKN: Jokowi-Ma'ruf Menang K.O

TKN mengatakan visi misi yang disampaikan paslon 01 bukan retorika.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Abdul Kadir Karding (kiri)
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Abdul Kadir Karding (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengklaim memenangi perhelatan debat perdana yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis (17/1) malam. TKN mengatakan, visi misi yang disampaikan pasangan calon 01 bukan retorika.

"Dari empat tema debat yang diusung KPU: hukum, penegakkan HAM, korupsi, dan terorisme saya memastikan Jokowi-Ma'ruf menang K.O dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," kata Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding di Jakarta, Jumat (18/1).

Menurut Karding, tidak sukar untuk menilai siapa pihak yang unggul dalam debat antar capres-cawapres semalam. Dia mengatakan, parameternya sederhana yakni dengan melihat siapa di antara kedua kontestan yang sungguh-sungguh menjadikan visi misi kampanyenya.

"Visi misi yang menjadi sebagai hidupnya dengan yang hanya menggunakan visi misi sebagai bahan retorika politik demi mencapai kekuasaan," kata Karding lagi.

Karding menyebut jika pasangan Jokowi-Ma'ruf mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dalam debat dengan baik. Dia mencontohkan, isu tentang penyetaraan hak bagi kelompok difabel. Menurutnya, Jokowi secara kongkrit menyatakan pemerintah sudah dan akan terus berupaya mewujudkannya.

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, jawaban yang dilontsrkan pasangan Jokowi-Ma'ruf sangta konkret. Kondisi berbeda, dia melanjutkan, didapati kubu Prabowo-Sandiaga.

"Justru mereka memberi jawaban terasa di luar konteks," ucapnya.

Karding berpendapat, pasangan capres-cawapres ini menjadikan isu ekonomi sebagai solusi mengatasi masalah diskriminasi bagi kaum difabel dan bahkan sebagai solusi mengatasi terorisme. Padahal, dia melanjutkan, riset paling mutakhir menunjukkan fakta bahwa terorisme bukan perkara kesejahteraan mengingat sejumlah pelakunya bahkan berasal dari keluarga kelas menengah.

"Ibarat pepatah retorika Prabowo Sandi itu: Jaka Sembung Naik Ojek, gak nyambung jek," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement