REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat delapan kali guguran lava pijar meluncur dari puncak Gunung Merapi pada Jumat (18/1). Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyatakan bahwa sejak pukul 00.00-06.00 WIB tercatat sebanyak delapan kali guguran lava.
Jarak luncur tidak teramati karena cuaca di Gunung Merapi berkabut. Kendati demikian, berdasarkan data seismik durasi guguran itu berlangsung selama 12 sampai 88 detik.
Guguran lava yang terjadi pada pukul 01.37 WIB, menurut laporan BPPTKG terdengar oleh warga di Dusun Deles, Klaten, Jawa Tengah. Sementara cuaca di Gunung Merapi pada Jumat pagi dilaporkan berkabut. Angin di gunung itu bertiup tenang dengan suhu udara 20,9 derajat Celcius dengan kelembaban udara 93 persen RH, dan tekanan udara hingga 915,4 hpa.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG, volumenya mencapai 439.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 3.400 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya. Saat ini, kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.