Jumat 18 Jan 2019 10:19 WIB

MRT Kaji Dua Opsi Lahan Depo MRT Fase II

Saat ini ada sekitar 23 kereta Ratangga yang akan beroperasi dari Depo Lebak Bulus.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Friska Yolanda
Masinis kereta Mass Rapid Transit (MRT) melakukan uji coba di Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Masinis kereta Mass Rapid Transit (MRT) melakukan uji coba di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan saat ini tengah melakukan studi atau kajian untuk mengkaji dua opsi lahan depo kereta Moda Raya Terpadu (MRT) fase II. Kajian itu menyusul adanya opsi lahan depo yang ada di Ancol, Jakarta Utara, dan Stadion Taman BMW, Sunter, Jakarta Utara. 

“Iya kami sedang lakukan studi. Sementara berjalan. Bulan depan targetnya,” jelas William kepada Republika.co.id, Kamis (17/1).

Studi yang dilakukan merupakan studi pendahuluan untuk menentukan depo fase II. William mengatakan, beberapa hal yang menjadi kajian dua opsi lahan tersebut adalah mengenai jalur ke depo dan legalitas lahan.

“Ya tentunya melihat kemungkinan secara teknis dimana depo fase II itu bisa ditempatkan. Depo sendiri butuh lahan seluas sembilan hektare. Lalu juga melihat jalur menuju ke rencana depo tersebut, dan aspek legalitas lahan,” ujar William. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyatakan tak ingin ada keputusan tanpa dasar kajian dalam menentukan di mana depo MRT fase II akan dibangun. Dia menginginkan, keputusan itu tak berdasarkan selera. 

“Jadi menentukan depo itu, keputusan tanpa dasar kajian tentang kebituhan, jadi kajian kebutuhan, kajian teknisnya. itu semua harus ada. Harus dicarikan alternatif, dan alternatifnya jangan selera,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta.

Dia menegaskan, kajian atau studi ini merupakan hal yang serius. Oleh sebab itu, dia pun berkoordinasi terus dengan PT MRT Jakarta yang melakukan studi tersebut, dan memastikan studi itu tidak akan mengganggu proses pembangunan MRT fase II dengan rute Bundaran HI-Kota. 

Anies menerangkan, saat ini ada sekitar 23 kereta Ratangga yang akan beroperasi dari Depo Lebak Bulus dan setiap stasiun MRT yang ada. Artinya, kapasitas penumpang yang diproyeksikan di atas 200 ribu itu, kata dia, tetap bisa terfasilitasi, meskipun belum ada depo kedua. 

Dia membuka opsi-opsi alternatif depo dua diusulkan. Sebab, depo itu nantinya akan ada di tempat itu sampai ratusan tahun bila telah dibangun.

Meskipun pihaknya menyebut sejauh ini lahan yang akan menjadi stadion BMW aman, namun pihaknya tetap menginstruksikan untuk dipastikan terlebih dahulu. “Pastikan dulu itu semua dokumen, suara-suara selalu ada, saya juga dengar itu,” kata dia. 

Pengamat transportasi yang juga Sekretaris Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Aully Grashinta menuturkan, pihaknya lebih menyarankan pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta untuk meneruskan perencanaan awal pembangunan fase II dari Bundaran HI menuju Kampung Bandan. Sebab, rencana awal dari pihak MRT telah direncanakan juga dengan studi. 

“Perencanaan awal sudah melalui studi yang cukup komprehensif, meskipun memang terjadi beberapa perubahan dalam implementasi RTRW (rencana tata ruang wilayah) Jakarta,” kata Aully kepada Republika.co.id.

Dia menjelaskan, studi MRT pada perencanaan awal pembangunan fase II sendiri juga nantinya akan mengembangkan jalur timur ke barat. Sehingga, kata dia, konsistensi dan kesinambungan perencanaan bisa dipegang teguh.

Pengubahan rencana pembangunan, dikhawatirkan akan memperlambat mulainya Pembangunan fase II. Sementara, pembangunan fase I saat ini telah hampir selesai. 

“Sebenarnya ke Ancol dan BMW bisa diteruskan dengan moda lain yang sudah ada, misalnya diintegrasikan dengan TransJakarta,” tutur dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement