Rabu 16 Jan 2019 19:43 WIB

Brexit Kacau, PM May Diujung Tanduk

Belum ada kesepakatan antara Uni Eropa dan Inggris.

Rep: Lintar Satria/Antara/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbincang dengan Presiden Argentina Mauricio Macri di sela kegiatan KTT G20 di Buenos Aires, Jumat (30/11).
Foto:
Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

Juru kampanye Brexit Nigel Farage mengatakan mungkin Brexit akan ditunda. Ia juga mengatakan mungkin Inggris akan menggelar referendum kedua. "Saya pikir dan saya khawatir kami akan menuju penundaan dan kemungkinan, pemungutan suara kedua," kata Farage.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Rabu memperingatkan bahwa waktu untuk mencapai kesepakatan sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE) hampir berakhir dan meminta Inggris mengubah pikiran mereka.

"Kini terserah Inggris untuk menunjukkan apa yang mereka mau," katanya kepada awak media di Den Haag sebagai tanggapan atas hasil pemungutan suara parlemen Inggris yang menolak kesepakatan Brexit

Perdana Menteri Theresa May pada Selasa mengatakan, Inggris masih memiliki sedikit waktu, tapi waktu itu akan segara berakhir. "Kami masih berharap ada kesepakatan yang dicapai sebelum mereka keluar pada akhir Maret," kata Rutte.

Belanda, salah satu eksportir terbesar dunia dengan ikatan ekonmi yang erat dengan perekonomian Inggris. Belanda sangat rentan terhadap fluktuasi perdagangan internasional.

"Keluar tanpa kesepakatan tentu saja lebih buruk dibandingkan ada kesepakatan. Apa yang Belanda lakukan adalah mencoba untuk meminimalkan kerugian," kata Rutte.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Inggris masih punya waktu untuk menegosiasikan kesepakatan Brexit yang baru dengan Uni Eropa. Merkel menambahkan ia menyesali keputusan Parlemen Inggris menolak kesepakatan  yang diajukan Perdana Menteri Inggris Theresa May.

"Kami tentu melakukan segalanya demi menemukan solusi (Brexit berlangsung dengan) tertib, tapi kami juga siap jika tidak ada solusi yang tertib," kata Merkel di Berlin, Jerman, Rabu (16/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement