Rabu 16 Jan 2019 18:19 WIB

Sleman Pakai Peraga Beberan Sosialisasi Sadar Gender

Kegiatan itu diikuti 17 desa perwakilan dari masing-masing kecamatan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Simulasi beberan yang digunakan Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman saat melakukan sosialisasi keluarga sadar gender.
Foto: Dokumen.
Simulasi beberan yang digunakan Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman saat melakukan sosialisasi keluarga sadar gender.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas P3AP2KB dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman, DIY, mengadakan Sosialisasi Simulasi Keluarga Sadar Gender. Berbeda dengan sosialisasi lain pada umumnya, sosialisasi dikemas dengan simulasi memakai alat peraga beberan.

Sosialisasi  dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman keadilan gender kepada masyarakat. Kegiatan itu diikuti 17 desa perwakilan dari masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman.

Ketua Tim Penggerak PKK Pokja 1 Sleman, Mawik Kuntarto menjelaskan, simulasi menggunakan alat peraga beberan mirip permainan monopoli. Simulasi melibatkan delapan unsur yaitu tujuh simulator dan satu penonton.

Tujuh orang merupakan fasilitator, narasumber, penulis, empat pemain dan yang terakhir penonton. Sumlasi tidak cuma membahas masalah gender, tapi memecahkan masalah bersama lain.

Ia menerangkan, sosialisasi simulasi keluarga sadar gender ini dilandasi saat ini banyak masyarakat yang sudah mengetahui gender, tapi belum memahami secara mendalam. Padahal, kesadaran gender ada bermacam-macam.

"Ada kesetaraan gender, kesenjangan gender, bias gender, dan ketidakadilan gender, melalui simulasi ini diharapkan nantinya masyarakat mengerti gender dalam keluarga," kata Mawik, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman.

Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman, Mafilindati Nuraini menuturkan, ini merupakan inovasi Pemkab Sleman untuk mempermudah sosialisasi. Tujuannya, memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang keadilan gender.

Ia berharap, dengan bermain simulasi ini, secara otomatis masyarakat dapat langsung memahami apa itu keadilan gender. Terlebih, keluarga sadar gender dirasa sangat penting sebagai elemen pembangunan yang responsif gender.

"Pelaksanaan pembangunan yang responsif gender ini harus dipahami masyarakat untuk memahami apa itu keadilan gender," ujarnya.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman, Kustini Purnomo, memberi apresiasi atas penggunaan simulasi dalam sosialisasi tersebut. Ia menilai, simulasi ini memang dapat mempemudah memberikan pemahaman soal gender kepada keluarga.

Belum lagi, sosialisasi ini sangat berbeda dengan sosialisasi-sosialisasi pada umumnya yang hanya mendengarkan narasumber. Melalui simulasi, masyarakat dapat terlibat langsung.

"Untuk menyampaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam keluarga dan dipecahkan bersama dalam simulasi ini," kata Kustini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement