REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Charta Politika hari ini merilis hasil survei terbaru mereka. Survei yang digelar pada 22 Desember 2018-2 Januari 2019 menunjukkan, reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 tidak mempengaruhi elektabilitas pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi).
Menurut survei Charta Politika, 57,3 persen responden menjawab bahwa 212 merupakan gerakan moral. Dan hanya 23,2 persen untuk mendukung pasangan calon presiden.
"Hal ini menjawab hipotesis kenapa reuni 212 tersebut tidak berpengaruh signifikan bagi Prabowo," kata Direktur Utama Charta Politika Yunarto Wijaya, Rabu (16/1).
Survei Charta Politika juga mendapati suara kedua pasangan calon capres-cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak bergerak (stagnasi) sejak Oktober 2018. Berdasarkan survei, Joko Widodo-Ma'ruf Amin meraih suara responden sebanyak 53,2 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan 34,1 persen suara.
Hasil tersebut mirip dengan survei pada Oktober 2018. Para pemilih yang telah mantap tersebut (strong voters), kata Yunarto, tidak akan mengubah pilihannya hingga hari "H" pemilu, kecuali, terjadi sebuah kesalahan yang sangat fatal yang mengakibatkan pemilih kecewa. Selain itu, menurut dia, terjadi kejenuhan dalam kampanye yang begitu lama dan wacana yang berkembang antarkedua pasangan calon tidak lagi menarik perhatian masyarakat.
Untuk swing voters pada pemilih Jokowi-Ma'ruf didapati sebesar 13,1 persen sementara Prabowo-Sandiaga 13,5 persen. Namun demikian, perubahan tersebut dapat terjadi signifikan bila ada momentum bagi kedua pasangan calon.