Rabu 16 Jan 2019 13:10 WIB

NTT Anggarkan Rp 100 M Bangun Taman Nasional Komodo

Pengalihan otoritas pengelola diharap membantu mengembangkan wisata Pulau Komodo.

Seekor komodo berada dalam pengawasan penjaga di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/10).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Seekor komodo berada dalam pengawasan penjaga di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan dana sebesar Rp 100 miliar untuk mendanai pembangunan Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo (TNK). Dana disiapkan dari  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dalam acara "Minum Kopi sambil Baomong Ekonomi" di Kupang, NTT, Rabu (16/1), mengatakan bahwa anggaran sebesar itu akan digunakan untuk membangun kawasan TNK khususnya di Pulau Komodo dan Pulau Rinca tempat hidupnya Komodo. "Tahun ini kami anggarkan dana sebesar Rp 100 miliar dari APBD untuk bangun Pulau Komodo untuk bangun dari awal lagi populasi komodo di pulau itu," kata dia.

Dana tersebut juga, kata dia, akan digunakan untuk membudidayakan ternak seperti kerbau, babi, kambing, serta rusa, agar sejumlah komodo tersebut tak saling memakan. "Belum lama ini ada pencurian ternak di Pulau Komodo. Ini baru satu orang mungkin, masih banyak yang melakukan pencurian. Kalau ini tidak dicegah makan makanan komodo bakal berkurang. Jangan sampai komodo memakan anaknya sendiri," ujar dia.

Orang nomor satu di NTT itu, juga menambahkan bahwa walaupun pengelolaan TNK di bawah kendali Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, namun pengelolaan TNK tetap akan diambil alih oleh pemerintah Provinsi NTT. Ia pun menilai bahwa kesulitan saat ini adalah rentang kendali yang sangat jauh dari pusat ke daerah khususnya ke Pulau Komodo, sehingga membuat kondisi Pulau Komodo tak diperhatikan dengan baik.

"Oleh karena itu kami akan ambil alih. Kami juga akan tutup untuk sementara waktu. Kalau ribut-ribut paling nanti Presiden yang akan turun, dan saat itu kami akan jelaskan alasannya," ujar dia.

Rencana penutupan itu juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah mendesain ulang kawasan itu, antara lain menanam pohon dan menambah makanan komodo. "Jika ada wisatawan yang datang ke kawasan TNK boleh masuk dan berkeliling di TNK, tetapi tidak boleh turun dari kapal," tambahnya.

Ia mengatakan dengan tegas bahwa tetap akan mendesain ulang kawasan Pulau Komodo itu. Karena memang saat ini kehidupan liar dari Komodo sudah tak terlihat lagi.

"Saya sungguh-sungguh, Pulau Komodo harus didesain ulang. Wisatawan suka dengan kehidupan liar dari Komodo. Mereka datang bukan untuk melihat Komodo yang hidupnya malas-malas," katanya.

Jika desain ulang Pulau Komodo sudah rampung, baru akan dibuka kembali dengan harga tiket masuk mencapai 500 dolar per orang atau setara dengan dengan Rp 7 juta per orang. "500 dolar itu bentuk donasi terhadap pembangunan ekosistem dunia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement