REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga 14 Januari 2019 ada 111 kasus demam berdarah (DBD) di seluruh DKI Jakarta. Dengan kata lain, DBD di DKI memiliki rasio satu banding 100 ribu orang.
"Angka kejadian DBD bulan Januari 2019 hingga tanggal 14 Januari terlapor 111 kasus DBD atau rata-rata menjangkiti satu orang tiap 100 ribu penduduk," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Khafifah Any di Jakarta, Senin (14/1).
Kendati demikian, Any menambahkan tidak ada laporan kematian akibat dari kasus tersebut. Any menyebut, dari data yang dimilikinya, dalam tiga tahun terakhir, kasus DBD di DKI mengalami penurunan cukup signifikan.
Pada tahun 2016, dari Januari hingga 31 Desember, tercatat 20.432 kasus DBD atau rata-rata 198,80 per 100 ribu penduduk dengan 14 kematian (0,07 persen).
Dari Januari hingga 31 Desember 2017 dilaporkan 3.362 kasus atau rata-rata 32,41 per 100 ribu penduduk dengan satu kematian (0,03 persen). Pada tahun 2018 di periode yang sama, tercatat ada 2.947 kasus DBD atau 28,15 per 100 ribu penduduk dengan dua kematian (0,07 persen).
Agar kasus ini tidak meluas, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau warga menggalakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di setiap rumah.
"Dan juga menerapkan pola 3M Plus di rumah-rumah," tuturnya.
Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti:
1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3) Menggunakan kelambu saat tidur;
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk;
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.