REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda transportasi terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) atau yang diperkenalkan dengan nama Ratangga ditargetkan siap untuk diuji coba pada akhir Februari 2019. Saat ini, kereta dan infrastruktur sedang diujicoba paralel oleh kontraktor.
"Jadi uji coba penuh itu akan mulai akhir Februari tanggal 26 hingga Maret tanggal 25 dan setelah itu semuanya akan 100 persen siap beroperasi," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Senin (14/1).
Saat ini, perkembangan fisik konstruksi MRT Fase I sudah sekitar 98,1 persen, tinggal dua persen sisanya, yakni pekerjaan interior, finalisasi pintu stasiun serta mekanika elektronik selain konstruksi. "Secara konstruksi sudah siap. Dua persen itu akan kami finalkan targetnya 100 persen pada Maret 2019," kata William.
Mengenai persiapan operasi dan pemeliharaan, seperti kesiapan sumber daya manusia (SDM), telah mencapai 83 persen. MRT Jakarta masih akan menambah pegawai lagi sebelum uji coba publik secara penuh dilakukan.
Untuk uji coba, William mengatakan, pihaknya menyiapkan seluruh rangkaian kereta yakni 16 rangkaian dengan masing-masing rangkaian terdiri dari enam kereta. Uji coba akan berlangsung pada 06.00 WIB-22.00 WIB, namun berapa perjalanan dalam satu hari, William mengatakan pihaknya sedang mematangkan rancangannya.
"Kemungkinan besar setiap lima menit sekali saat jam sibuk dan 10 menit saat waktu biasa, tapi nanti dievaluasi lagi saat uji coba," katanya.
Dalam pengoperasiannya di tahun pertama mulai Maret 2018, PT MRT Jakarta menargetkan bisa mengangkut 65 ribu penumpang per hari. Selanjutnya, manajemen MRT mulai merencanakan pembangunan Fase II. Jalur MRT yang rencananya menghubungkan Bundaran HI-Sarinah-Monas-Harmoni-Kota Tua saat ini dalam proses lelang.