Senin 14 Jan 2019 16:00 WIB

Ridwan Kamil Datangi Korban Angin Puting Beliung

Ridwan sengaja datang untuk memberikan dukungan moril kepada para korban

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Istrinya Atalia Praratya meninjau langsung korban bencana puting beliung, di Komplek Rancaekek Permai II, Desa Jelegong, Kec Rancaekek, Kab Bandung, Senin (14/1). Selain menyerahkan bantuan secara simbolis, Ridwan Kamil pun meninjau dapur umum yang dibangun warga bersama BPBD Kabupaten Bandung.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Istrinya Atalia Praratya meninjau langsung korban bencana puting beliung, di Komplek Rancaekek Permai II, Desa Jelegong, Kec Rancaekek, Kab Bandung, Senin (14/1). Selain menyerahkan bantuan secara simbolis, Ridwan Kamil pun meninjau dapur umum yang dibangun warga bersama BPBD Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meninjau langsung korban bencana puting beliung, di Komplek Rancaekek Permai II, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Senin (14/1). Ia mengatakan sengaja datang untuk memberikan dukungan moril kepada para korban

"Gubernur datang karena bersimpati. Saya bawa bantuan, simbolis. Tolong distribusikan secara adil. Setelah itu, kita perbaiki atap rumah yang bolong. Jangan lupa berdoa dan intropeksi diri," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Dalam kesempatan tersebut, Emil pun memberikan edukasi pada masyarakat tentang ciri-ciri terjadinya angin puting beliung. Emil menjelaskan, angin puting beliung bisa muncul pada saat cuaca cerah tetapi secara tiba-tiba gelap.

"Kalau ada tanda-tanda ini, warga harus siaga 1. Cari tempat untuk berlindung," katanya.

Selain itu, ciri lainnya dari suhu udara yang sebelumnya panas berubah drastis menjadi dingin. Tanda ini juga harus diwaspadai masyarakat karena berpotensi menimbulkan angin puting beliung.

Emil pun meminta, agar semua warga yang terkena bencana untuk sabar dan meminta pemerintah daerah harus sigap menolong warganya. "BPBD juga haru terus memonitor dan mengembalikan kehidupan warga agar normal kembaali," katanya.

Provinsi Jabar, lanjut dia, memang rawan bencana. Dalam satu tahun, jumlah bencana di Jabar bisa mencapai 1.500. Artinya, ada 100 bencana yang terjadi di Jabar setiap bulannya atau dalam sehari 3 kali bencana.

"Kita hidup di alam yang indah tapi punya potensi kejadian alam. Kita hidup harus pakai ilmu. Misalnya karena kita banyak air maka kalau membuat perumahan harus membuat gorong-gorong besar. Itu makanya kita hidup harus dengan ilmu," kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement