Senin 14 Jan 2019 12:46 WIB

TGB Sebut Jokowi Tetap Bekerja Meski Difitnah

Menurut TGB, Jokowi mungkin pemimpin Indonesia yang paling banyak difitnah.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Tuan Guru Bajang
Foto: Muhammad Nursyamsyi / Republika
Tuan Guru Bajang

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang (TBG) Zainul Majdi mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian yang cukup besar kepada Nusa Tenggara  Barat (NTB), meski pada pilpres 2014 Jokowi kalah telak di NTB. TGB menilai Jokowi bersedia membangun Lombok meski suaranya kalah di NTB pada pemilu lalu.

"Kalau bagi saya beliau sungguh-sungguh bekerja. Beliau memang tidak pandai berkata-kata," ujar TGB di hadapan jamaah NW di Pancor, Lombok Timur, NTB, Ahad (13/1) kemarin.

TGB menjelaskan sepanjang Republik ini berdiri, barangkali Jokowi satu-satunya pemimpin yang paling banyak dihina. "Luar biasa hinaan dan fitnah diterima Jokowi. Hujatan luar biasa. Bahkan sampai pada menyangkut hal inti soal kehormatan beliau dan keluarga, tapi Alhamdulillah yang kita saksikan bersama, walaupun fitnah tidak pernah putus, beliau tetap bekerja," kata TGB.

TGB menambahkan, pada 2014 lalu, Jokowi kalah di NTB. Kekalahan di NTB termasuk kekalahan paling besar. Ketika Jokowi memimpin tidak ada kekesalan apalagi kemarahan.

NTB, kata TGB, bukan daerah dengan pemilih puluhan juta dan bukan penentu pemenang pemilihan presiden lantaran pnduduk hanya tiga juta lebih, jumlah penduduk yang sama dengan Kabupaten Bogor. "Namun seperti yang saya saksikan. Beliau tidak kurang-kurang untuk membangun NTB," ucap TGB.

Mengenai fitnah pada Jokowi, Gubernur NTB 2008-2018 ini menyebut, beberapa isu yang menyangkut kehormatan Jokowi dan keluarganya, TGB melihat langsung serta tak gampang ditipu. "Ibadah beliau bukanlah orang yang baru belajar syariat. Bukan santri, tak seperti thullab ma'had tentu," lanjutnya.

Dari sisi kefasihan, kata TGB, Jokowi memang bukan santri. Tetapi, dari apa yang disaksikan dan yang disaksikan itu adalah sekuat persaksian.

"Insya Allah beliau muslim yang baik. Bertahun-tahun dihina dianggap pura-pura, sampai akhirnya terjadi titik balik," ucap TGB.

Akhirnya, sambung TGB, apa yang merupakan kenyataan ternyata berbeda. Ada di suatu provinsi mengundang mengaji dan Jokowi merespons baik. TGB menilai memimpin Indonesia tentu saja tak bisa diukur hanya dari aspek kecil saja.

"Bagi kita warga NW, beliau memberikan pengakuan negara terhadap pendiri NW sebagai pahlawan nasional," ungkap TGB.

Kalau mau main politik, kata TGB, pahlawan nasional tak akan diberikan 2017. Namun, diberikan pada 2019. Presiden melihat bagaimana perjuangan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau Maulana Syekh begitu luar biasa untuk NTB.

"Jokowi ingin menghargai, pioner keislaman dan kebangsaan di NTB adalah Maulana Syekh. Tidak ada keraguan memberi penghargaan pada Maulana Syekh," kata TGB menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement