REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyelesaikan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Metropolitan Bandung Raya Wilayah Selatan Tahap I. Peresmian beroperasinya SPAM Regional tersebut dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi oleh Bupati Bandung Dadang M Naser, Ketua Badan Peningkatan Penyelenggaraan SPAM (BPPSPAM) Bambang Sudiatmo dan Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Amir Hamzah, di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Kamis (10/1).
Ridwan Kamil mengapresiasi berbagai pihak terkait yang turut mendukung pembangunan SPAM Regional Metropolitan Bandung Raya. Kapasitas SPAM sebesar 700 liter/detik, namun untuk Tahap I baru digunakan 350 liter/detik untuk melayani kebutuhan air minum Kota Bandung sebesar 200 liter/detik untuk 16 ribu Sambungan Rumah atau sekitar 80 ribu jiwa dan melayani Kabupaten Bandung dengan kapasitas 150 liter/detik untuk 12.000 SR atau sekitar 60 ribu jiwa.
“SPAM ini menggunakan teknologi terbaru namanya SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition), di mana pengolahannya tidak seperti yang dulu yakni outdoor, namun sekarang sudah indoor, computerized, dan otomatis," kata pria yang disapa dengan Kang Emil ini.
Teknologi SCADA memiliki keunggulan hemat energi karena sistem distribusi secara gravitasi dan adanya pengolahan dan daur ulang air buangan dari IPA, domestic dan air hujan. Terdapat ruang control untuk memonitor seluruh instalasi air yang ada di SPAM tersebut.
Ketua BPPSPAM Bambang Sudiatmo menjelaskan, total investasi pembanguann SPAM Regional Metropolitan Bandung Raya Wilayah Selatan Tahap 1 sebesar Rp 253 miliar yang terdiri dari dana APBN di Kementerian PUPR sebesar Rp 58 miliar dan APBD Provinsi Jabar sebesar RP 195 miliar.
Dukungan anggaran Rp 58 miliar terdiri dari Rp 19 miliar dari Ditjen Sumber Daya Air (SDA) yang digunakan untuk pembangunan unit air baku berupa pembangunan bak pra sedimentasi berkapasitas 700 liter/detik, jaringan pipa transmisi air baku sepanjang 3 Km.
Kemudian pembangunan unit produksi berupa instalasi pengolahan air minum kapasitas 350 liter/detik, reservoir air bersih berkapasitas 6 ribu m3 dan bangunan operasi SCADA dengan anggaran Rp 40 miliar melalui Ditjen Cipta Karya. Sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat membangun jaringan pipa distribusi utama sepanjang 33 Km dengan biaya investasi Rp 195 miliar.
SPAM Regional Metropolitan Bandung Raya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jabar yakni PT. Tirta Gemah Ripah dimana hasil pengolahan air minum akan dibeli oleh PDAM Tirta Wening Kota Bandung dan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung untuk selanjutnya disitribusikan kepada para pelanggan.
Pembangunan SPAM Regional menjadi pilihan karena ketersediaan air baku untuk air minum yang tidak merata antar wilayah. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten, Kota dan Provinsi membentuk sistem SPAM untuk memanfaatkan sumber air baku secara bersama. Manfaatnya lebih efisien dalam pembiayaan investasi dan operasional, peningkatan kerja operator, peningkatan skala ekonomi sehingga merangsang masuknya sumber pembiayaan dari swasta.