Ahad 13 Jan 2019 13:15 WIB

PBNU Prihatin Dua Makam Dipindah karena Beda Pilihan Politik

PBNU menilai hal tersebut mengoyak rasa kemanusiaan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Bayu Hermawan
Robikin Emhas (kanan)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Robikin Emhas (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, berita pemindahan dua jenazah yang telah dikebumikan gara-gara beda pilihan calon legislatif (caleg) dengan pemilik tanah permakaman sangat mengoyak rasa kemanusiaan. Padahal, Robikin mengatakan politik adalah sarana memanusiakan manusia.

"Politik yang seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan justru mematikan rasa kemanusiaan itu sendiri, nampak bahwa politik hanya dipahami sebagai sarana mendapatkan kekuasaan, tidak penting bagaimana cara meraihnya," kata KH Robikin kepada Republika.co.id, Ahad (13/1).

Ia menjelaskan, kesan menghalalkan segala cara dalam meraih kekuasaan politik tidak hanya terjadi dalam perebutan kursi legislatif seperti dalam kasus pemindahan jenazah ke kuburan lain yang terjadi di Gorontalo. Di dalam pemilihan presiden (pilpres) juga, politisasi agama, penggunaan fake news dan hoaks sebagai mesin elektoral juga termasuk upaya menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.

Robikin mengatakan, cara-cara seperti itu dilakukan seakan tidak peduli dampak yang ditimbulkannya. Dampak buruknya hubungan kekerabatan pecah, persahabatan retak dan tetangga dikategorikan sebagai lawan. Semua jadi disandarkan pada satu hal yakni kesamaan pilihan politik.  "Kalau tidak dihentikan, hal seperti ini dapat merusak kohesivitas sosial dan harmoni masyarakat, ujungnya ketahanan sosial dan persatuan serta kesatuan bangsa menjadi taruhannya," ujarnya.

KH Robikin menegaskan, sebagai pesta demokrasi, pemilihan umum seharusnya menjadi kegembiraan nasional. Layaknya pesta yang tidak perlu ada satu pun gelas pecah. Semoga peristiwa memilukan pemindahan jenazah akibat beda pilihan politik di Gorontalo menjadi satu-satunya kejadian dan tidak terulang di kemudian hari. "Politik adalah sarana pemanusiaan manusia," ucapnya.

Seperti diketahui, dua kuburan di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, dipindahkan karena berbeda pilihan calon anggota legislatif (caleg). Dua makam tersebut dipindahkan pada Sabtu (12/1) kemarin, dimana salah satu jenazah sudah dimakamkan selama 26 tahun dan satu jenazah lainnya dimakamkan kurang lebih setahun, di dua kuburan tersebut.

Pihak kepala desa sudah pernah melakukan mediasi agar makam tak perlu dipindahkan, namun tidak ada titik temu antara pihak keluarga jenazah dengan pemilik lahan permakaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement