Ahad 13 Jan 2019 12:33 WIB

Perang Merenggut Masa Kanak-Kanak di Yaman

Bencana kemanusiaan di Yaman disebut sebagai salah satu yang terburuk di dunia

Seorang anak Yaman yang terkena wabah kolera dirawat di sumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran.
Foto:

Di tempat pengungsian, bau jamur dan kotoran manusia meresap melalui lorong-lorong. Kamar mandi tidak dilengkapi dengan pancuran air yang baik. "Kami bertahan hidup dengan beras dan roti. Saya tidak punya satu riyal pun," kata dia.

Bencana kemanusiaan di Yaman sudah disebut sebagai salah satu yang terburuk di dunia. Pertempuran sengit di Hodeidah membuat Hasn tidak punya pilihan selain tetap di Sanaa, yang sudah menjadi kendali pemberontak Houthi sejak 2014. Pemerintah Yaman mengintensifkan upayanya untuk merebut kembali Hodeidah untuk membersihkan jalan ke Sanaa.

Hodeidah adalah rumah bagi sekitar 600 ribu orang. Kota ini merupakan kota paling penting di Yaman. Sebanyak 80 persen barang komersial, bantuan, dan bahan bakar negara bermuara di sana. Sejak dikepung oleh Houthi, kota di Laut Merah itu berubah dari ibu kota agro-industri Yaman ke medan pertempuran yang sengit.

Seorang jurnalis dan pengungsi dari Hodeidah, Ghamdan Abu Ali, mengatakan, situasi mengerikan para pengungsi adalah "tragedi" tersembunyi pada bagian perang lainnya. Dia mengatakan, satu-satunya cara efektif untuk membantu mereka yang mendekam di kamp-kamp darurat adalah menghentikan serangan Hodeidah sehingga orang dapat kembali ke rumah mereka dan hidup dengan bermartabat.

"Penduduk dari Hodeidah melarikan diri ke banyak provinsi, termasuk Sanaa, Dhamar, dan Hajjah. Mereka meninggalkan segala sesuatu di kota mereka. Mereka sekarang menjalani kondisi hidup yang keras," kata Ali.

Dia menambahkan, harga sewa penginapan melonjak sejak para pengungsi berlindung di Sanaa sebab pemilik tanah memanfaatkan kekacauan yang ada. "Apartemen yang bisa disewa seharga 60 dolar AS sebulan sekarang menjadi 100 dolar AS," katanya.

Seorang petugas komunikasi di Organisasi Internasional untuk Migrasi di Yaman (IMO), Saba Al-Mualemi, mengatakan, baru-baru ini penduduk Sanaa menerima bantuan, termasuk makanan komoditas, kasur, selimut, dan alat-alat pembersih.

Namun, ratusan ribu orang di ibu kota menerima jatah makanan dan obat-obatan yang sangat sedikit. Bantuan apa pun yang diberikan tidak banyak membantu meringankan penderitaan mereka.

Ayah Ahmad mengatakan, dia berharap perundingan damai berikutnya dapat memberikan kelonggaran singkat bagi anak-anaknya. Dengan pertempuran di Hodeidah yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, ia khawatir penderitaan yang terus-menerus dapat terjadi dan akan menggerogoti rasa semangat optimistis pada anak-anaknya.  (ed: dewi mardiani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement