Sabtu 12 Jan 2019 15:49 WIB

Kiai Ma'ruf Tegaskan tak Ada Radikalis di Kubu Jokowi

Mungkin saja kelompok radikal itu sudah masuk ke salah satu paslon.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin saat menghadiri  Peresmian Posko Pemenangan Tim Kampanye Daerah (TKD) Kota Depok di Kantor  DPD Partai Golkar Kota Depok di kawasan Grand Depok City, Sabtu (12/1)  siang.
Foto: Republika/Muhyiddin
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin saat menghadiri Peresmian Posko Pemenangan Tim Kampanye Daerah (TKD) Kota Depok di Kantor DPD Partai Golkar Kota Depok di kawasan Grand Depok City, Sabtu (12/1) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin menanggapi adanya dugaan dari Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yang menyatakan bahwa kelompok radikal sudah masuk ke salah satu pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019.  Menurut Kiai Ma'ruf, mungkin saja kelompok radikal itu sudah masuk ke salah satu paslon. Dia yakin GP Ansor berbicara seperti itu berdasarkan data.

"Ya mungkin saja (kelompok radikal masuk ke salah satu paslon). Kalau GP Ansor kan punya datanya. Kalau dia bicara berarti dia punya data," ujar Kiai Ma'ruf saat ditemui usai menghadiri Peresmian Posko Pemenangan Tim Kampanye Daerah (TKD) Kota Depok di Kantor DPD Partai Golkar Kota Depok di kawasan Grand Depok City, Sabtu (12/1) siang.

Namun, dia menegaskan bahwa di tim pasangan nomor urut 01, Jokowi-KH. Ma'ruf tidak menampung kelompok radikal tersebut. 'Ya kalau di Jokowi tidak ada radikalis ya," ucap Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Sebelumnya diberitakan, Jajaran pengurus dan pimpinan wilayah Gerakan Pemuda Ansor dari seluruh Indonesia menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (11/1) kemarin. Salah satu topik pembahasan yang disampaikan adalah adanya dugaan gerakan kelompok radikal yang menginduk pada salah satu pasangan calon presiden dan wapres.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan, mereka resah dengan adanya potensi aliran dukungan kelompok-kelompok radikal terhadap salah satu kontestan pilpres itu.

Ia menyebutkan, gerakan kelompok ini tersebar di sejumlah daerah di Indonesia terutama di Jawa Barat dan Riau. Di kedua wilayah tersebut, kata Yaqut, gerakan kelompok radikal terkonsilidasi.

"Mereka bukan merusak pemilu, namun mereka menginduk pada salah satu kontestan pemilu untuk masukkan agenda-agenda mereka. Ya dirikan Negara Islam lah, Khilafah Islamiyah, atau minimal mereka dirikan NKRI bersyariat," jelas Yaqut usai menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (11/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement