Sabtu 12 Jan 2019 14:10 WIB

Jokowi Marah Pengemudi Transportasi Online Diremehkan

Pengemudi transportasi daring merupakan pelopos pekerjaan masa depan.

Presiden Joko Widodo bertemu dengan ribuan pengemudi transportasi online Gojek, Grab, dan Bluebird dalam Silaturahmi Nasional Pengemudi Online bersama Presiden Jokowi di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1).
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Presiden Joko Widodo bertemu dengan ribuan pengemudi transportasi online Gojek, Grab, dan Bluebird dalam Silaturahmi Nasional Pengemudi Online bersama Presiden Jokowi di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengaku terkadang marah bila ada pihak tertentu yang meremehkan profesi pengemudi transportasi online. Jokowi mengutarakan itu dalam Silatnas Transportasi Online di JIExpo Kemayoran Jakarta, Sabtu (12/1).

"Saya kadang-kadang marah dan jengkel kalau ada yang meremehkan pengemudi transportasi 'online'. Ini adalah pekerjaan yang mulia, yang memberikan 'income', yang memberikan pendapatan, menyejahterakan anak-anak kita, istri kita, ini pekerjaan mulia," kata Presiden Joko Widodo.

Silatnas tersebut dihadiri oleh ribuan pengemudi transportasi online dari Gojek, Grab dan Bluebird. "Pagi hari ini saya bukan hanya senang, tapi saya merasa sangat bangga bisa bertemu dengan bapak ibu saudara semua, seluruh pengemudi taksi online dan ojek online," kata dia.

Presiden mengaku bangga dengan para pengemudi transportasi daring. Sebab, ia mengatakan, pengemudi transportasi daring merupakan orang-orang yang berani menembus batas dan berani keluar dari zona-zona nyaman.

"Keluar dari tradisi dan menjadi pelopor model pekerjaan baru, model pekerjaan masa depan yaitu transportasi online," ungkap Presiden.

Presiden mengaku sempat bertanya dengan salah satu pengemudi mengenai jumlah pendapatannya per hari. "Tadi saya tanya bapak Mulyono dari Gojek, saya tanya, sehari 'income' berapa? 'Ya Pak kadang-kadang Rp 300 ribu, kadang-kadang Rp 200 ribu, tapi rata-rata Rp 200 ribu per hari, kalau saya kalikan 30 berarti sudah Rp 6 juta," tambah Presiden.

Namun dalam cerita Presiden, Mulyono menyebutkan bahwa total penghasilannya bukan Rp 6 juta. Penghasilan itu masih dikurangi oleh biaya operasional lainnya. 

"Bukan Rp 6 juta Pak, kan ada biaya operasional, 'Ya operasionalnya berapa?' Kira-kira Rp 50 ribu, kalau dikali 30 hari masih Rp 4,5 juta, tapi disampaikan lagi 'Pak masih dikurangi lagi', Kurangi apa lagi? Sabtu Minggu libur, OK masih dapat Rp 4 jutaan juga masih jumlah yang besar," kata Presiden.

Karena itu, ia mengatakan, pekerjaan sebagai pengemudi transportasi daring tidak bisa diremehkan. "Ini jumlah yang sangat besar, dan pekerjaan ini memberikan kesempatan kepada bapak ibu saudara untuk mengambil waktu sebebasnya, mau setengah hari silakan, Sabtu Minggu libur silakan, Senin sampai Minggu libur silakan," tambah Presiden disambut tawa para pengemudi transportasi "online".

"Loh kalau di kantongnya sudah banyak (uang), bisa Senin-Minggu libur dulu, kalau saya, tidak Sabtu, tidak Minggu tidak pernah bisa libur, jadi kerja terus," kata Presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement