Jumat 11 Jan 2019 19:31 WIB

Gara-Gara Tiket, Pergi ke Bangkok Lebih Murah dari ke Padang

Asita Sumbar menyebut tiket ke Padang bisa mencapai RP 3,8 juta.

Penumpang pesawat udara mengemasi barang bagasi mereka setibanya di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat, Kamis (7/6).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Penumpang pesawat udara mengemasi barang bagasi mereka setibanya di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat, Kamis (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Biaya paket wisata ke Bangkok atau Phuket Thailand lebih murah dari pada ke Padang. Hal ini terjadi gara-gara tingginya harga tiket sehingga dikhawatirkan membuat pariwisata domestik lesu.

"Harga paket wisata dalam atau luar negeri itu relatif sama, yang membedakan adalah harga tiket. Kondisi sekarang wisata ke luar negeri memang lebih murah," kata Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Sumbar, Ian Hanafiah di Padang, Jumat (11/1).

Baca Juga

Ia mengatakan itu terkait ancaman lesunya pariwisata daerah akibat kebijakan tarif tiket tinggi yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan. Menurutnya, saat ini harga tiket Padang-Jakarta-Padang atau sebaliknya untuk maskapai Lion Air mencapai Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta. Sementara jika menggunakan Garuda Indonesia Rp3,8 juta hingga Rp 4,2 juta.

Bandingkan dengan harga tiket untuk Padang-Kuala Lumpur-Padang yang hanya Rp 800 ribu sampai 1,2 juta. Atau penerbangan Padang-Bangkok-Padang hanya Rp 2 juta hingga 2,5 juta dan Padang-Phuket-Padang yang hanya Rp 1,9 juta.

Logikanya, wisatawan tentu akan memilih harga yang lebih murah, apalagi untuk sebagian wisatawan gengsi wisata ke luar negeri itu juga lebih "wah". Akibatnya banyak rencana wisata domestik dibatalkan dan diganti perjalanan wisata luar negeri.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan karena pariwisata daerah sedang menggeliat namun dipaksa untuk mati sebelum berkembang," katanya. Ia menilai pemerintah harus melakukan intervensi terkait kebijakan maskapai yang menerapkan harga tiket tinggi itu, tidak hanya berlindung di balik aturan "range" batas atas dan batas bawah.

Harga acuan untuk penerbangan domestik terutama Jakarta-Padang adalah Garuda Indonesia. Jika maskapai milik pemerintah itu menerapkan harga tinggi meski dalam batas atas, maka maskapai lain akan mengikuti.

Gubernur Irwan Prayitno juga mengkritik kebijakan maskapai itu. Padahal Pemprov Sumbar sudah menyurati hingga tiga kali, tetapi tidak pernah digubris. "Kita akan surati lagi. Mudah-mudahan ada tanggapan," katanya.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar pada 2018 menurut data Dinas Pariwisata setempat mencapai 8,1 juta orang masing-masing 8.073.070 orang wisatawan nusantara dan 57.638 orang wisatawan mancanegara.

Jumlah itu tipis melewati target sekitar 8 juta wisatawan. Namun beragam kebijakan yang diambil maskapai pada awal Januari 2019 dikhawatirkan akan berpengaruh buruk terhadap jumlah kunjungan tahun ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement