Jumat 11 Jan 2019 06:19 WIB

Memburu Penyandang Dana Hoaks Kontainer Surat Suara

Kepolisian berjanji bersikap netral dalam mengusut hoaks tujuh kontainer surat suara

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kedua kanan) bersama Direktur Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pol Rachmad Wibowo (kedua kiri), Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Pol Dani Kustoni (kanan) dan Puslabfor Mabes Polri Kombes Pol M Nuh Al Azhar (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan mengenai berita hoax 7 kontainer surat suara tercoblos di Divisi Humas, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Foto: antara/Reno Esnir
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kedua kanan) bersama Direktur Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pol Rachmad Wibowo (kedua kiri), Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Pol Dani Kustoni (kanan) dan Puslabfor Mabes Polri Kombes Pol M Nuh Al Azhar (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan mengenai berita hoax 7 kontainer surat suara tercoblos di Divisi Humas, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Arif Satrio Nugroho, Fauziyah Mursid

JAKARTA -- Polisi menyebut kemungkinan adanya penyandang dana dalam kasus tersebarnya hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. Mereka menjanjikan akan mencari tokoh intelektual dan penyandang dana tersebut.

"Tidak menutup kemungkinan ada aktor intelektualnya, kemudian penyandang dananya ada. Apabila ada fakta hukum di situ, tim ini akan bekerja secara maksimal," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/1).

Sejauh ini, polisi masih mendalami keterangan tersangka bernama Bagus Bawana Putra sebagai tersangka utama pembuat konten hoaks tujuh kontainer. Pendalaman itu untuk mengetahui motif pembuatan hoaks tujuh kontainer tersebut.

"Keterangan BBP sangat penting untuk mengungkap aktor intelektual atau buzzer  lain yang terlibat secara aktif di dalam penyebaran berita hoaks tersebut," ujar Dedi.

Bagus Bawana Putra disebut merupakan petinggi Koalisi Relawan Nasional pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga. Namun, Dedi mengatakan, polisi tidak langsung mengaitkan posisinya tersebut dengan motif Bagus menciptakan hoaks tujuh kontainer.

"Kami fokus ke fakta hukum bahwa BBP adalah pembuat konten tersebut. Motif masih didalami," kata Dedi menegaskan.

Hoaks tujuh kontainer suara mencuat dari cicitan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief, Rabu pekan lalu. Andi meminta KPU mengecek soal benar tidaknya ada tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos. Bersamaan dengan itu, di media sosial juga beredar rekaman suara (suara Bagus Bawana) yang diduga sumber awal cicitan Andi Arief. Dalam rekaman tersebut, Bagus Bawana mengucapkan:

"Sekarang ini ada 7 kontainer di Tanjung Priok. Sekarang lagi geger, marinir udah turun, dibuka satu isinya kartu suara yang sudah dicoblos nomor satu, Jokowi itu. Mungkin dari Cina. Total katanya itu kalau 1 kontainer itu 10 juta, berarti kalau ada 7 kontainer, 70 juta suara udah dicoblos nomor satu. Tolong sampaikan akses ke bapake atau ke Gerindra Pusat untuk segera ke sana. Ini ta' kirimin nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu, ya. Atau sukur akses Djoko Santoso pasti marah kalau beliau, langsung ngecek sana ya."

Dalam rekaman itu suara Bagus Bawana terdengar terburu-buru. Latar suara rekaman pun agak ramai kendaraan bermotor.

Sejauh perkembangan penyelidikan polisi hingga Kamis (10/1), sudah ada empat tersangka dalam kasus hoaks tujuh kontainer dengan Bagus Bawana Putra sebagai tersangka utama pembuat konten. Sebelumnya, tiga orang telah ditangkap di sejumlah daerah, yakni HY di Bogor, LS di Balikpapan, dan J di Brebes. Namun, ketiganya hanya merupakan penyebar aktif dan tidak dilakukan penahanan.

Kepolisian juga berjanji bersikap netral dalam mengusut hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. "Komitmen kita selalu menerapkan berdasarkan fakta hukum tidak melihat aliansi kanan-kiri," kata Dedi Prasetyo..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement