Kamis 10 Jan 2019 20:52 WIB

Sudirman Said: Prabowo-Sandi Sudah Kuasai Materi Debat

Debat pertama mengangkat tema penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi.

Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said (kanan).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said, menegaskan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno telah menguasai materi debat sehingga tidak khawatir menghadapi debat pertama pada 17 Januari 2019. Debat pertama mengangkat tema penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1) pekan depan. 

Ia mengatakan Prabowo-Sandi terbiasa berdiskusi berbagai hal sulit sehingga pengetahuannya mumpuni dan terbiasa dengan pernyataan spontan namun solutif. Karena itu, BPN Prabowo/Sandi mengaku tidak memiliki kekhawatiran terkait dengan persiapan debat. 

Namun, soal manajemen waktu dalam menyampaikan visi dan misi serta gagasan dalam debat, menurut dia, harus diperhitungkan dengan matang. "Lebih pada manajemen waktu karena pemaparan dibatasi waktu. Dari sisi penguasaan materi, insyaallah, Prabowo dan Sandi orang yang secara natural sudah biasa," ujar Sudirman di Jakarta, Kamis (10/1).

Terkait dengan isu pemberantasan korupsi, Sudirman mengatakan bahwa pihaknya konsen terkait dengan masih adanya upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), termasuk ancaman fisik kepada pegawai dan pimpinan KPK. 

Menurut dia, seharusnya negara turun tangan karena mereka adalah aparat yang harus dilindungi keselamatannya. Selain itu, mereka merupakan pejuang dalam pemberantasan korupsi.

"Kalau kemudian terjadi teror, itu tidak memberi kenyamanan para pejuang yang sedang menanggulangi korupsi. Tadi soal korupsi keadilan cukup banyak dibahas karena kita banyak mengalami masalah di sana," katanya.

Ia menilai teror terhadap pimpinan KPK terjadi karena teror yang sebelumnya dialami penyidik KPK Novel Baswedan belum terungkap sehingga pihak-pihak tidak bertanggung jawab merasa aman melakukan teror kepada KPK.Dalam salah satu visi dan misi Prabowo/Sandi, kata Sudirman, ada program bagaimana memperkuat KPK.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement