REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH.Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan, mungkin banyak masyarakat yang masih meremehkan Kiai Ma'ruf dalam debat perdana yang akan digelar pada pada 17 Januari 2019 mendatang. Padahal, menurut dia, Kiai Ma'ruf sudah terbiasa berdebat di Nahdlatul Ulama (NU).
"Banyak orang yang underestimate terhadap Kiai Ma’ruf, itu salah. Jangan salah, di NU itu ada namanya dua tradisi yang menjadi makanan siang pagi sorenya kiai yaitu bahsul masail dan halaqah," ujar Karding saat dihubungi wartawan, Rabu (9/1).
Bahtsul Masail merupakan sebuah forum diskusi antar-ahli keilmuan Islam, terutama di bidang fikih. Tradisi ini biasanya sering digelar di lingkungan pesantren yang berafiliasi dengan NU. Di forum ini, berbagai macam persoalan keagamaan yang belum ada hukumnya atau belum dibahas ulama terdahulu akan dibahas secara mendalam, sehingga tak jarang terjadi perdebatan.
Sementara, halaqah sendiri merupakan pengajian di mana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar. Forum ini biasanya bersifat ilmiah dan ulama-ulama juga biasa berdebat pada saat mengikuti halaqah. "Itu artinya diskusi debat, jadi kalau soal debat Kiai Ma'ruf makanan sehari-hari," ucap Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Hanya saja, menurut Karding, yang perlu didorong saat ini bagaimana agar Kiai Ma'ruf bisa menggunakan waktu debat dengan sebaik-baiknya. "Mungkin yang perlu didorong adalah bagaimana dia menggunakan waktu yang disiapkan dengan pilihan konten yang tepat yang bisa masuk ke publik," kata Karding.
Dia mengungkapkan, Jokowi dan Kiai Ma'ruf sudah memiliki banyak pengalaman untuk menguasai forum debat nanti. Apalagi Jokowi, kata dia, yang mana sudah pernah menjadi wali kota, gubernur, dan empat tahun menjadi presiden, sehingga penguasaannya terhadap pemerintahan, pembangunan sosial politik akan jauh lebih baik.
Kendati demikian, menurut dia, pihaknya tidak boleh sombong dengan keunggulan Paslon nomor urut 01 tersebut. Justru, menurut dia, pihaknya harus menganggap bahwa lawan debatnya nanti juga kuat. "Kita tidak boleh sombong. Kita harus menganggap lawan itu berat sehingga semua kita persiapkan secara perfect dan sempurna," kata Karding.
Baca: TKN Ingin Jokowi Unggul di Lima Kali Debat