REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, tahun ini akan mengelar lelang untuk pengadaan incenerator untuk permukiman sekitar Citarum. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Bambang Irianto pihaknya akan memberikan rambu-rambu walaupun incenerator tersebut komunal.
Persyaratannya yakni dengan menggandeng Puslitbang, Permukiman, dan ITB untuk menerapkan dan mengembangkan. Sebab, ia yakin incenerator ini tak langsung sempurna.
"Tahun ini pengadaannya. Mekanismenya harus tender, yang penting kriterianya yang seperti kita inginkan. Misalnya, bagaimana untuk mengurangi emisi, harus dipikirkan," ujar Bambang kepada wartawan di Gedung Sate, Rabu (9/1)
Menurut Bambang, terkait kapasitas incenarator, saat ini pihaknya lagi minta rincian kapasitasnya. Termasuk koordinasi dengan Dansektor kebutuhan di lapangan sehingga, kapasitas sesuai daerah pelayanan.
"Jangan sampai nanti inceneratornya 2 atau 5 ton tapi ternyata nggak cocok. Karena kapasitasnya ternyata 20 ton," katanya.
Bambang mengatakan, incenerator tersebut sudah sesuai arahan gubernur. Yakni, penyelesaian masalah secara sistem yang standar, dari mulai pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, lalu diproses.
"Tapi kan kenyataannya sampah itu nggak mungkin tertampung semua. Karena kapasitas Sarimukti cuma berapa, 1.800 ton per hari," katanya.
Jabar Tunggu Aturan Kemendagri Buat Lelang Program Strategis
Sementara, kata dia, jumlah sampah di Bandung Raya sangat banyak. Misalnya, Kota Bandung saja 1.600 ton per harinya yang dibuang di Sarimukti 1.200. Apalagi, Kabupaten Bandung baru melayani 20 persen sampah.
"Makanya kita harus selesaikan di sumbernya. Harus kita betulkan sistemnya. Sekarang insenerator, konsepnya ke sana, tapi jangan langgar kaidah lingkungan," katanya.
Nantinya, kata dia, dengan kementerian dan perguruna tinggi, pihaknya ingin merumuskan kriteria incenerator yang seperti apa. "Kan kalau incenerator skala kota di luar negeri atau yang mau siapkan di Legok nangka, itu sudah terjamin teknologinya. Kalau yang skala kecil kayak gini belum teruji," kata Bambang seraya mengatakan, ia akan membuat branchmark yang tak berdampak lingkungan jadi jangan sampai seperti tungku bakar.