Rabu 09 Jan 2019 12:53 WIB

Makna Pertemuan Kim Jong-un dan Xi Jinping

Kunjungan Kim Jong-un dilakukan beberapa hari setelah ia memperingatkan AS.

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Rabu (20/6). Foto dipublikasikan pada Kamis (21/6). paling kanan adalah istri Kim, Ri Sol Ju.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Rabu (20/6). Foto dipublikasikan pada Kamis (21/6). paling kanan adalah istri Kim, Ri Sol Ju.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Lintar Satria

BEIJING -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un tiba di Cina, Selasa (8/1), untuk menghadiri pertemuan keempat kalinya dengan Presiden Cina Xi Jinping. Dia akan berada di Beijing hingga Kamis (10/1). Kunjungan ini dilakukan beberapa hari setelah Kim mengingatkan AS bahwa ia akan mencari jalan lain jika AS tak kunjung meringankan sanksi dan tekanan kepada Korut.

Baca Juga

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang tidak menjelaskan rincian kedatangan Kim yang dilakukan atas undangan Xi. Ia juga tidak mengungkapkan peran Cina dalam menengahi rencana denuklirisasi Semenanjung Korea yang dilakukan Korut dan Amerika Serikat. Lu hanya menjelaskan, Cina mendukung rencana tersebut.

"Kami selalu yakin dengan hal itu, sebagai kunci untuk permasalahan kedua belah pihak di Semenanjung Korea, sangat penting bagi kedua belah pihak untuk mempertahankan komunikasi dan kami selalu mendukung dialog mereka yang memberikan hasil positif," kata Lu dalam konferensi pers harian, Selasa.

Lu mengatakan, informasi tentang kunjungan Kim ini akan segera disampaikan lebih lanjut. Setelah sebuah kereta lapis baja yang membawa sekitar 20-25 mobil di Stasiun Beijing, ada iring-iringan kendaraan yang diduga mengawal Kim.

Kantor berita Korut mengatakan, Kim datang bersama istrinya, Ri Sol-ju, dan pejabat-pejabat tinggi Korut. Pada hari Selasa ini, Kim juga sedang berulang tahun.

Kim akan menginap di Diaoyutai State Guest House yang berada di sebelah barat Beijing. Kim akan bertemu Xi di Great Hall of the People, gedung parlemen Cina yang berada di sebelah Tiananmen Square.

Saat bertemu Xi, Kim diperkirakan akan membahas tentang peningkatan hubungan bilateral. Rencana pertemuan keduanya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diprediksi akan turut menjadi topik yang dibicarakan Kim dan Xi.

Kedatangan Kim ke Cina menandai semakin eratnya hubungan Korut-Cina. Kunjungan ini juga memperlihatkan tingkat kepercayaan kedua negara bertetangga tersebut. Cina adalah mitra dagang terbesar Korut.

Selama bertahun-tahun, hubungan kedua negara sempat mendingin saat Kim naik ke tampuk kekuasaan. Namun, Xi memperkuat pengaruh Cina di Korut. Cina juga menjadi negara yang dapat menahan tekanan AS ke Korut.

Tahun lalu, Kim telah melakukan tiga kali pertemuan dengan Xi. Pertemuan perdananya berlangsung pada Maret 2018 di Beijing. Kedatangannya ke Cina kala itu menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sejak didaulat menjadi pemimpin Korut pada Desember 2011.

Kedatangan Kim ke Cina menjadi tonggak baru untuk memulihkan hubungan kedua negara. Meski Cina secara historis merupakan sekutu utama Korut, hubungan kedua negara sempat merenggang ketika Pyongyang menegaskan ingin mewujudkan ambisi senjata nuklirnya.

Hal itu sempat membuat Cina terimbas oleh desakan internasional. Sebagai sekutu utama Korut, Cina dituntut memainkan peran lebih guna mencegah negara itu memiliki senjata dan rudal nuklir.

Beijing pun menaati permintaan dunia. Cina secara langsung menyeru Korut agar tidak lagi menguji rudal dan menghentikan pengembangan nuklirnya. Hal itu sempat menyebabkan hubungan kedua negara merenggang. Namun, setelah kunjungan Kim ke Cina tahun lalu, hubungan Beijing dan Pyongyang tampak menghangat kembali.

Pasca-kunjungannya ke Cina, Kementerian Luar Negeri Korut merilis pernyataan yang menyatakan bahwa Kim berjanji untuk terus memajukan dan mengembangkan persahabatan dengan Cina. Sebab, generasi pendahulu dari kedua negara telah membina hubungan itu dengan tulus dan berkontribusi pada kemajuan perjuangan sosialis.

"Kedua pemimpin negara itu akan berkomunikasi lebih lanjut mengenai masalah sanksi untuk memperbaiki sikap mereka yang sebelumnya terlalu luas dan tidak jelas," kata Profesor Hubungan Internasional Universitas Renmin di Beijing, Cheng Xiaohe.

Cheng yakin tidak semua sanksi Korut dicabut. Namun, menurut dia, pertemuan Kim dan Xi akan membahas sanksi apa yang akan dicabut.

Trump sudah mendorong Cina untuk meyakinkan Korea Utara untuk menghentikan program senjata nuklirnya. Trump mengiming-imingi Cina jika berhasil membujuk Korut maka perselisihan perdagangan di antara mereka dapat segera diselesaikan.

Kedatangan Kim ke Cina bertepatan dengan perundingan perdagangan AS-Cina di Beijing. Perundingan ini bertujuan untuk mengakhiri perselisihan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia sebelum bulan Maret.

(ap/reuters ed: yeyen rostiyani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement