Rabu 09 Jan 2019 06:24 WIB

Cerita di Balik Keputusan Pemberian Kisi-Kisi Debat Pilpres

Debat pertama capres-cawapres akan digelar pada 17 Januari.

Pertemuan Persiapan Debat Capres. Ketua KPU Pusat Arief Budiman menyampaikan keterangan pers usai pertemuan bersama tim sukses capres di Gedung KPU, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pertemuan Persiapan Debat Capres. Ketua KPU Pusat Arief Budiman menyampaikan keterangan pers usai pertemuan bersama tim sukses capres di Gedung KPU, Jakarta, Senin (7/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Erika Nugraheny

Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan kisi-kisi pertanyaan debat kepada masing-masing pasangan capres-cawapres menuai polemik. Sejumlah pihak menduga KPU seperti tersandera kepentingan saat memutuskan kebijakan ini.

Pendukung capres-cawapres Prabowo-Sandiaga Uno yang menyampaikan kritikan atas sikap KPU. KPU disebut tidak netral dan cenderung memberikan kemudahan kepada salah satu pihak.

Sementara itu, TKN Jokowi-Ma'ruf Amin menegaskan bahwa sudah ada kesepakatan antara mereka dengan KPU dan BPN Prabowo-Sandiaga Uno atas keputusan memberikan kisi-kisi tersebut. Pada Senin (7/1), TKN dan BPN menyampaikan sejumlah klarifikasi atas polemik kisi-kisi soal ini.

Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima, mengakui jika ada banyak hal yang terungkap kepada terkait proses pengambilan keputusan soal kisi-kisi debat capres-cawapres. Menurutnya, informasi tersebut bukan merupakan materi yang bertujuan untuk dipublikasikan.

Utamanya, kata Aria, ada pihak-pihak yang tidak mengikuti proses pengambilan keputusan tetapi menyampaikan berbagai hal kepada publik. Kondisi ini diakuinya membuat kekacauan.

Karena itu, pihaknya dan BPN bersepakat untuk menertibkan para anggota mereka. "Kami sepakat. Mas Priyo nanti juga akan menertibkan dan saya pun juga akan memberikan aturan main mana yang masuk ranah publik dan mana yang itu menjadi bagian konsensus kesepakatan kita dalam membangun iklim bernegosiasi," ujar Aria di Kantor KPU, Senin malam.

Lebih lanjut Aria mengungkapkan, penyampaian kisi-kisi pertanyaan terlebih dulu berawal dari kekhawatiran atas isu bocornya pertanyaan untuk debat capres-cawapres. Aria yang mengaku sudah empat kali menjadi timses capres-cawapres mengungkapkan isu kebocoran soal selalu mengemuka.

Dengan pemberian kisi-kisi, TKN menilai semua hal bisa lebih transparan bagi setiap kontestan. Sehingga, tidak ada pihak-pihak yang nantinya mempersoalkan dugaan kebocoran soal di kemudian hari.

"Supaya lebih terbuka. Jadi kalau ada yang bisa menjawab merasa dapat bocoran dan yang tidak bisa menjawab merasa tidak dibocorin," ungkap Aria.

Dengan adanya kisi-kisi pertanyaan, debat capres-cawapres menurut dia lebih fair. Sebab, pertanyaan yang juga memperdalam visi,misi dan program itu nanti menjadi lebih tepat sasaran untuk diperdebatkan nantinya.

Meski demikian, TKN juga mengklaim bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin siap dengan soal-soal tertutup. Aria menegaskan, baik Jokowi maupun Ma'ruf Amin sebenarnya tidak mempersoalkan apakah akan ada kisi-kisi pertanyaan atau tidak.

"Jokowi-Ma'ruf sangat siap mau terbuka atau tertutup. Tetapi sekali lagi secara konsensus, kami berikan kisi-kisi kepada paslon supaya tidak ada yang suuzon mana yang bocor mana yang tidak. Buka saja sekalian dan soal yang tertutup itu masing-masing akan mengkritisi di tempatnya itu yang saya kira saya sepakat. dan saya kira lebih baik cara yang semacam ini untuk kita tradisikan dalam pemilu selanjutnya," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso, mengatakan, pemberian kisi-kisi pertanyaan kepada capres-cawapres bukan merupakan kehendak KPU saja. Sejumlah penilaian dari berbagai pihak yang menyudutkan KPU disebutnya sebagai terjemahan yang terlalu kreatif dari berbagai pihak.

"Sampai saat ini, kami menilai KPU sudah bertindak adil. Bahwa kemudian ada penilaian agak miring ke sana dan kesini ya mungkin itu terjemahan yang terlalu kreatif dari beberapa lini," ujar Priyo.

Dia melanjutkan, keputusan KPU menyampaikan kisi-kisi pertanyaan sepenuhnya didukung oleh BPN. "Keputusan itu didahului dengan pertanyaan kepada kami, baik TKN dan BPN," tegas Priyo.

Lebih lanjut, Priyo pun menjelaskan jika kisi-kisi pertanyaan yang disampaikan kepada kedua paslon bersifat umum. BPN berharap penyelenggara pemilu mampu menjamin kedua paslon bisa menjelaskan dan mengeksplorasi gagasan masing-masing dalam sehat yang akan digelar 17 Januari 2019 itu.

Terakhir, Priyo pun menegaskan debat capres-cawapres bukan hanya sekedar permainan cerdas cermat. Dengan adanya kisi-kisi, moderator lebih mudah dalam mengeksplorasi keunggulan dua paslon capres-cawapres.

Baca juga

Melindungi kandidat

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan penyampaian kisi-kisi pertanyaan untuk debat capres-cawapres Pemilu 2019 untuk melindungi masing-masing kandidat tersebut. KPU tidak ingin para kandidat dipermalukan karena pertanyaan yang tidak substansial.

"KPU memutuskan menyampaikan terlebih dahulu kisi-kisi pertanyaan terhadap empat tema yang nanti akan diserahkan kepada paslon baik nomor 01 dan paslon 02. Jadi kami mengambil keputusan itu karena kami juga menerima masukan dari masing masing paslon capres-cawapres," ujar Arief kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam.

Dia melanjutkan, kisi-kisi pertanyaan diberikan supaya masing-masing paslon mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan diri. "Kami tidak ingin ada paslon yang istilahnya dipermalukan atau diserang karena persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang sangat-sangat teknis dan tidak substansial. Kami juga ingin martabat paslon terjaga dari persoalan yang sangat teknis," tegas Arief.

Belajar dari berbagai pengalaman, kata Arief, ada pihak-pihak yang sengaja menanyakan hal teknis yang tidak penting. Tujuan dari pertanyaan seperti itu hanya untuk menjatuhkan pihak lain.

Padahal, debat publik merupakan salah satu metode kampanye. Tujuan utama pelaksanaan debat yakni menyampaikan visi, misi, program kepada masyarakat sehingga mereka memahami serta mendapatkan referensi tentang masing-masing calon pemompommya.

"Kalau itu tidak tersampaikan dengan baik, tujuan utama kampanye tidak tercapai," tukas Arief.

Karena itu, KPU sengaja memberikan enam segmen dalam debat capres-cawapres mendatang. Sebanyak empat segmen di antaranya, digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sudah disampaikan kisi-kisinya kepada masing-masing paslon.

Sementara itu, dua segmen lainnya digunakan untuk menjawab pertanyaan secara tertutup. "Masing-masing paslon tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Paslon 01 bertanya kepada paslon 02, paslon 02 bertanya kepada paslon 01 dan akan saling menanggapi. Jadi, harapan publik terkait dengan pertanyaan yang tertutup itu masih disajikan masih tersedia di dalam debat ini," papar Arief.

Sebagaimana diketahui, debat pertama capres-cawapres Pemilu 2019 akan digelar di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, 17 Januari 2019. Debat dimulai pukul 19.00 WIB. Debat pertama ini akan mempertemukan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.

Debat tersebut akan mengangkat empat tema, yakni hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Debat rencananya akan dipandu oleh dua moderator, yakni Ira Koesno dan Imam Priyono.

[video] Hasto Serahkan Polemik Debat Capres ke KPU

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement