Selasa 08 Jan 2019 22:04 WIB

Akurasi Data Wisatawan ke Lombok Perlu Diperhatikan

Pelaku industri wisata meminta pemprov NTB perlu memperbaiki pola pendataan wisatawan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wisatawan asal Belanda, Tasya, menilai sektor pariwisata pariwisata di Lombok masih aman untuk dikunjungi.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Wisatawan asal Belanda, Tasya, menilai sektor pariwisata pariwisata di Lombok masih aman untuk dikunjungi.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Data kunjungan wisatawan menjadi hal yang penting bagi sektor pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

General Manager Hotel Santika Lombok Reza Bovier mengatakan Pemerintah Provinsi NTB dan para pemangku kebijakan pariwisata di NTB perlu memperbaiki pola pendataan wisatawan yang datang. Baik data mengenai wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke NTB, khususnya Lombok.

"Yang terjadi saat ini ialah pencatatan kunjungan hanya jumlah kuantitatif kunjungan wisatawan tanpa disebutkan data daerah atau negara asal wisatawan tersebut," ujar Reza di Hotel Santika Lombok, Kota Mataram, NTB, Selasa (8/1).

Dia mengambil contoh tentang jumlah wisatawan menggunakan kapal cepat pada Senin (8/1) dari Gili (Lombok Utara) ke Bali sebanyak 641 wisman. Sebaliknya, dari Bali ke Gili itu berjumlah 573 wisman.

Data ini didapat Reza dari pelaku usaha wisata di Gili Trawangan."Ketika saya tanya negara asal wisman itu apa tidak diketahui karena petugas pelabuhan tidak menyebut asal negara asal mereka," kata Reza. 

Reza menilai, dengan mengetahui asal daerah atau negara wisatawan akan bermanfaat bagi bagi hotel, agen travel, dan pramuwisata dalam memberikan pelayanan dan mengetahui karakter wisatawan. Untuk Pemprov NTB, kata Reza, data-data yang disertai pencatatan negara asal wisman menjadi referensiasi pemerintah dalam membuat kebijakan promosi wisata. Dari data tersebut, lanjut Reza, pemerintah bisa melakukan promosi yang tepat sasaran.

"Semisal wisatawan yang banyak datang dari Malaysia dan Singapura, tapi promosinya di Filipina, itu kan kurang tepat. Mending kuatkan pada segmen utama seperti Malaysia misalnya," ucap Reza. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement