REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Prof KH Ma'ruf Amin, menerina tamu dari Barisan Gus dan Santri Bersatu (Baguss Bersatu) di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/1). Perkumpulan Gus dan Santri itu dipimpin langsung oleh putra KH Sholahuddin Wahid (Gus Solah), yaitu Gus Ipang Wahid.
Gus merupakan panggilan khusus yang disematkan kepada anak kiai atau Ulama. Gus Ipang mengatakan, para gus dan santri merasa berkewajiban untuk mendukung Kiai Ma'ruf dalam Pilpres 2019.
Sebab, menurut dia, Kiai Ma'ruf merupakan ulama yang tak diragukan keilmuannya. Menurut dia, pasangan nomor urut 01, Jokowi Ma'ruf merupakan sinergi umara dan ulama yang akan menghadirkan keseimbangan antara nasionalis dan religius.
"Para Gus dan Santri punya kewajibam untuk memberikan dukungan total. Kami siap memenangkan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Ir Joko Widodo dan KH. Maruf Amin," kata Gus Ipang saat memberikan cinderamata khas Gus dan Santri berupa minyak wangi kepada Kiai Ma'ruf.
Kedatangan puluhan gus dan santri tersebut juga didampingi sejumlah ulama yang merupakan dewan penasihat dan pembina Baguss Bersatu, seperti KH Abdul Hay Naim, KH Bahruddin Ali, KH Abdul Haris, KH Ronggo Warsito, KH Mujib, dan KH Ibnu Mulkan.
KH Abdul Hay Naim datang dengan menggunakan kursi roda. Dia pun mengajak sekitar 60 Gus dan Santri yang hadir untuk berjuang secara total dalam memenangkan Kiai Ma'ruf pada Pilpres 2019.
"Saya kenal betul siapa KHm Maruf Amin. Ulama hebat, Ketua umum MUI, Rais Am Nahdlatul Ulama. Tidak diragukan lagi keilmuwan dan keislamannya. Kualat buat para Gus dan Santri bila tidak memperjuangkan beliau. Hari ini saya wasiatkan kepada yang hadir untuk mendukung total," kata KH Abdul Hay.
Sementara itu, Kiai Ma'ruf Amin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan para Gus dan Santri tersebut. Dengan dukungan tersebut, Kiai Ma'ruf semakin optimistis akan bisa meraih suara mayoritas di Pilpres mendatang.
"Tapi, saya berpesan kepada para pendukung untuk berkampanye dengan cara yang berakhlak. Jangan ada caci maki, bully, apalagi menyebar hoaks. Itu bukan cara yang baik dan bukan pula ajaran Islam. Orang Islam mengajak kebaikan dengan cara yang ma'ruf dan amin. Jadi, mari kampanyekan yang ada Ma'ruf Amin-nya," jelas Kiai Ma'ruf.
Ikuti Whatsapp Channel Republika