Senin 07 Jan 2019 22:17 WIB

Kubah Lava Merapi Masih Stabil

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam leval waspa

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (7/1/2019) pagi.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (7/1/2019) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terus mengamati aktivitas Gunung Merapi. Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menekankan, kondisi kubah lava Gunung Merapi hingga kini masih stabil.

"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan kalau kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah," kata Hanik, Senin (7/1).

Untuk itu, ia menegaskan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam leval waspada. Ia menerangkan, cuaca cerah terjadi pada pagi dan malam hari, tapi berkabut pada siang dan sore hari.

Sedangkan, asap teramati berwarna putih, tebal, dengan tekanan gas lemah. Asap teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang memiliki tinggi maksimum 50 meter.

Analisis morfologi sektor tenggara masih menunjukkan adanya perubahan morfologi berupa pertumbuhan kubah. Saat ini, kubah lava stabil, laju pertumbuhan rendah atau di bawah 20.000 meter kubik per hari.

Pekan lalu, ada 10 gempa hembusan, enam gempa vulkanik dangkal, 10 gempa fase banyak, 221 gempa guguran, enam gempa low dan 11 gempa tektonik. Kegempaan vulanik dangkal dan fase banyak pekan lalu lebih tinggi dari pekan sebelumnya.

Pekan ini, pengukuran Differential Optical Absorption Spectroscopy menghasilkan nilai rata-rata emisi sulfur dioksida sebesar 76,78 ton per hari. Artinya, masih berada dalam kisaran normal.

Walau pekan lalu terjadi curah hujan tinggi sekitar 85 milimeter per jam selama 12 menit, tidak dilaporkan terjadi lahar. Tidak terjadi pula penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Dengan aktivitas itu, Hanik menyarankan agar radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi masih dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian. Masyarakat yang tinggal di KRB II tetap diminta meningkatkan kewaspadaan.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. Sehubungan masuknya musim hujan di DIY, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi lahar.

"Masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk mewaspadai bahaya lahar," ujar Hanik.

Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi, masyarakat diingatkan agar tetap mengakses informasi melalui sumber-sumber resmi. Pemerintah daerah juga telah direskomendasikan untuk terus sosialisasikan kondisi terkini Gunung Merapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement