REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Hasil survei dari Ikatan Ahli Perencana (IAP) Indonesia menyatakan Solo sebagai kota paling nyaman dihuni. Survei tersebut melibatkan 26 kota di Indonesia. Hasil survei tersebut dirilis IAP pekan lalu. IAP menggelar survei di 26 kota di 19 provinsi. Sebanyak 100 sampai 200 orang dilibatkan sebagai responden mewakili setiap kota.
Hasil survei tersebut, sebanyak 66,9 persen responden menilai Solo sebagai kota paling layak huni di Indonesia. Urutan kedua disabet oleh Palembang, disusul Balikpapan dan Denpasar dengan persentase masing-masing 66,6 persen, 65,8 persen dan 65,5 persen. Peringkat selanjutnya diraih oleh Tangerang Selatan, Semarang dan Banjarmasin dengan nilai masing-masing 65,4 persen, 65,4 persen dan 65,1 persen.
Beberapa aspek yang dinilai dalam survei tersebut antara lain, pangan, tempat ibadah, air bersih, kesehatan dan pendidikan. Aspek tersebut dinilai dari seberapa memuaskan menurut masyarakat.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan Kota Solo pernah meraih predikat yang sama berdasarkan survei yang dilakukan pada 2017. Menurutnya, tingkat kenyamanan masyarakat Solo memang terus meningkat. Sehingga dia menilai predikat kota paling layak huni tersebut bisa dibuktikan.
"Kota Solo ini miniaturnya Indonesia. Masyarakat dari berbagai suku, agama, golongan, kelompok semua ada disini. Tetapi semua bisa hidup dalam harmoni, tidak ada gesekan apapun," terangnya kepada wartawan, Sabtu (5/1).
Rudyatmo mengatakan, kehidupan yang harmoni tersebut dapat terwujud karena beberapa faktor. Terutama kehadiran pemerintah dalam melayani tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan. Selain itu, Pemkot terus berupaya melayani kebutuhan dasar masyarakat sepertu pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Hal itu sesuai dengan visi dan misi Pemkot Solo yakni waras, wasis, wareg, mapan dan papan. Visi misi tersebut dianggap mampu menduduki hasil survei tertinggi.
"Semua aspek yang dilihat dalam survei itu kan sudah kami penuhi lewat visi dan misi. Tahun ini kami yakin Solo lebih nyaman untuk ditinggali," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo menyatakan, kebebasan yang bertanggung jawab menjadi kunci dari kenyamanan Kota Solo. Masyarakat lintas agama diberi hak dasarnya untuk beribadah sesuai keyakinan. Masing-masing diberikan ruang yang sama untuk melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya.
"Kami juga punya Forum Kerukunan Antar Umat Beragama, secara rutin diadakan pertemuan," ujarnya.
Selain kota paling nyaman, survei tersebut juga menunjukkan hasil kota paling tidak nyaman dihuni. Makassar menjadi kota paling tidak nyaman dihuni dengan persentase 55,7 persen, disusul Medan 56,2 persen, Lampung 56,4 persen, Samarinda 56,9 persen, Pekanbaru 57,8 persen, Banda Aceh 60,9 persen, Tangerang 61,1 persen, Mataram 61,6 persen, Depok 61,8 persen dan Pontianak 62,0 persen.