Sabtu 05 Jan 2019 09:26 WIB

Warga Pulang ke Rumah Usai Banjir Pandeglang Surut

Jumlah warga yang mengungsi sudah menurun drastis.

Petugas bersama relawan membantu mengevakuasi korban banjir di Pasar Labuan, Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa (1/1/2019).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Petugas bersama relawan membantu mengevakuasi korban banjir di Pasar Labuan, Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa (1/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Banjir yang melanda permukiman waqrga Desa Teluk, Labuan, Kabupaten Pandeglang lima hari lalu mulai surut. Warga kembali menempati rumah mereka.

"Kita merasa senang banjir surut dan tinggal membersihkan sampah-sampah dan lumpur," kata Heni (55), warga Perumahan Cipunten Agung, Kecamatan Labuan di Pandeglang, Sabtu (5/1). Masyarakat yang tinggal di perumahan itu sekitar 300 kepala keluarga. Mereka mulai kembali menempati rumah yang sebelumnya dilanda banjir itu.

Baca Juga

Saat ini cuaca cerah. Warga membersihkan rumah-rumah dan pekarangan mereka dari lumpur serta sampah yang berserakan.

"Kami berharap tidak kembali dilanda bencana, karena cukup melelahkan tinggal di pengungsian, terutama anak-anak kecil," katanya.

Menurut dia, bencana banjir dan tsunami yang menerjang Desa Teluk Labuan sebagai kali pertama. Heni saat tsunami hampir terseret gelombang ke tengah laut. Saat itu, dia tengah mengisi acara di Pantai Carita, namun beruntung selamat setelah tertimpa kayu hingga terseret ke pantai. Meski demikian, bagian kaki dan tangannya luka akibat tsunami itu.

Arman (40), warga Desa Teluk mengaku bersama keluarga merasa bahagia setelah banjir surut. Hampir dua pekan terakhir, mereka tinggal di pengungsian.

Selama tinggal di pengungsian, kata dia, tentu keluarga tidak merasa nyaman. Selain tidur kedinginan juga tidur berbarengan bersama warga lainnya.

Dia dan keluarga pascatsunami tinggal di pengungsian. Setelah BMKG menurunkan status waspada hingga 500 meter dari pantai, warga diperbolehkan kembali ke rumah.

Baru saja kembali ke rumah dan masih menyingkirkan lumpur dan sampah bekas tsunami di tempat tinggalnya, tiba-tiba daerah itu kembali dilanda banjir luapan Sungai Cipunten hingga ketinggian air sekitar tiga meter. "Kami yakin bencana itu menjadikan ujian dari Allah SWT dan kita harus bangkit kembali membangun kehidupan yang lebih baik," katanya.

Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan saat ini jumlah warga yang tinggal di pengungsian menurun drastis sehubungan dengan diturunkan waspada 300 meter dari pantai.

Selain itu, kata dia, banjir sudah surut karena dua hari terakhir ini cuaca cukup cerah dan tidak diguyur hujan.

"Kami menerima laporan jumlah pengungsi sekitar 8.000 dari sebelumnya 33.316 orang tersebar di 25 kecamatan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement