Jumat 04 Jan 2019 13:02 WIB

Awal Tahun Ziarah ke Makam Pahlawan

Mengunjungi TMP Kalibata bisa mengenalkan anak-anak untuk menghargai jasa pahlawan

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bilal Ramadhan
Peziarah meletakkan sekuntum bunga mawar merah di atas nisan makam Pahlawan Revolusi Almarhum Jenderal TNI Ahmad Yani usai mengikuti Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Kamis (10/11).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Peziarah meletakkan sekuntum bunga mawar merah di atas nisan makam Pahlawan Revolusi Almarhum Jenderal TNI Ahmad Yani usai mengikuti Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Kamis (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Hari kedua di tahun 2019 ini masih dinikmati sebagian masyarakat untuk berlibur. Tak hanya mengisi liburan di berbagai tempat wisata. Ada pula yang datang ke Tempat Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Salah satunya keluarga Yeni Haryati (34 tahun), warga asli Tasikmalaya yang sudah beberapa tahun tinggal di Ciledug, Kota Tangerang. Ia mengajak suaminya, Dani (45 tahun) serta satu orang putra dan satu saudaranya.

Menurut Yeni, sebagai warga negara Indonesia patut mendoakan pahlawan yang sudah berjasa membela tanah air. Untuk itu, ia berziarah ke makam pahlawan sekaligus mengenalkan anaknya itu agar menghargai jasa para pahlawan.

"Lagi liburan, ziarah saja ke sini untuk mendoakan para pahlawan dan mengenalkan juga ke anak-anak biar tahu pahlawan dan mendoakan juga," kata Yeni ditemui Republika di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (2/1) lalu.

Sebenarnya, ia mengaku sudah ingin mengunjungi TMP Kalibata sejak kemarin. Akan tetapi, hujan gerimis terus mengguyur kawasan Jakarta. Ia dan keluarga kecilnya itu hanya sempat mengunjungi Monumen Nasional (Monas).

Yeni akhirnya memutuskan untuk mengunjungi makam pahlawan hari ini. Ketika ia pergi dari rumah dan sampai di lokasi, cuaca sangat cerah. Di TMP Kalibata banyak pohon Kamboja rindang dan semilir angin. Sehingga tak menyurutkan semangat Yeni berziarah.

"Hari ini panas, tetapi disempetin hari ini ke sini karena sudah dari hati niat mau ke sini," kata Yeni.

Ia dan keluarganya diarahkan petugas kebersihan taman untuk langsung ke makam pahlawan revolusi. Maklum ini kunjungan pertama bagi Yeni, yang hanya tahu ingin ke makam Ainun, istri Presiden Indonesia yang ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Mereka lantas setengah duduk di depan makam ke lima pahlawan revolusi yang bersampingan. Di antaranya Ahmad Yani, RD Soeprapto, MT Harjono, S Parman, dan Sutojo Siswomi Hardjo. Sebenarnya ada dua lagi yakni DI Pandjaitan dan Pierre Tendean yang dimakamkan di barisan makam beragama Kristen.

Selesai mendoakan pahlawan-pahlawan itu, mereka langsung menuju ke makam Hasri Ainun Habibie. Seorang ibu negara yang meninggal dunia delapan tahun yang lalu. Di atas makamnya bernomor 121 itu, sudah ada beberapa bunga.

Kemudian mereka mengeliling sekitar TMP Kalibata untuk melihat makam-makam pahlawan lainnya. Tak lupa juga mereka berfoto bersama dan duduk-duduk untuk sekadar beristirahat dan menikmati udara.

Lain lagi dengan Murni (45 tahun) yang datang ke TMP Kalibata bersama saudara seusianya. Datang jauh dari Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk berziarah ke makam sang ayah. Ayahnya, Munawi merupakan seorang anggota TNI Angkatan Darat yang ikut berjuang membela Tanah Air.

"Biasanya sih ke sini waktu Lebaran, bulan puasa, ini karena awal tahun baru jadi mau nengok saja," kata Murni.

Menurut dia, ayahnya juga sempat ikut perang membela Indonesia. Sang ayah meninggal tahun 1994, ketika itu sudah menjadi purnawirawan. Ayahnya meninggal saat usia 66 tahun namun bukan karena sakit.

"Jadi memang dia tentara mungkin karena termasuk pahlawan pas laporan ke kantor disuruh dimakaminnya di sini," tutur Murni

Berdasarkan pantauan Republika pada Rabu (2/1) lalu, tercium wangi bunga di sekitar TMP Kalibata. Bunga-bunga segar tampak berada di atas makam para pahlawan dan pejuang itu. Sejumlah peziarah juga mendoakan dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, ibu, dan bapak.

Seorang petugas kebersihan TMP Kalibata, Hamdan (60 tahun) menceritakan bahwa peziarah lebih ramai ketika Jumat, Sabtu, dan Ahad. Kebanyakan mereka adalah keluarga atau kerabat dari orang yang di makamkan di TMP. 

Ketika liburan, tidak ada ada perbedaan signifikan pengunjung. Hanya ada beberapa pengunjung umum yang berziarah ke makam pahlawan nasional, pahlawan revolusi, ataupun pahlawan yang sudah diketahui saja.

"Kalau liburan ya seperti biasa saja. Jumat, Sabtu, Minggu itu ramai yang ziarah. Ramai lagi sampai penuh pas seminggu lagi mau puasa," kata Hamdan.

Pengunjung umum, artinya orang yang tidak memiliki kerabat atau keluarga yang dimakamkan di TMP Kalibata. Ia mengatakan, hari-hari biasa di luar masa liburan, biasanya pengunjung itu berasal dari kalangan murid dan mahasiswa. 

Hamdan sudah bekerja sebagai petugas kebersihan di TMP Kalibata selama 10 tahun. Kepada Republika, ia menceritakan sejarah singkat mengenai beberapa pahlawan yang dimakamkan di sana. Ia sedikit banyak tahu sejarah dari mendengarkan radio atau membaca informasi yang disediakan TMP Kalibata.

"Tahu sedikit dari dengerin radio saja. Di sini juga kan ada informasinya, misal dia pahlawan apa, waktu dulu dia siapa, ngapain, meninggalnya karena apa," kata Hamdan.

Ia pun berharap kepada generasi anak muda untuk gemar belajar sejarah. Menurutnya, mereka perlu mengetahui jasa para pahlawan dan menumbuhkan rasa nasionalismenya. Sebagai penerus bangsa seharusnya mewarisi nilai juang untuk selalu membela Tanah Air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement