REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat 11 gajah ditemukan mati di berbagai wilayah di Provinsi Aceh sepanjang 2018. Kematian gajah tersebut karena berbagai faktor.
"Sepanjang 2018, ditemukan 11 gajah mati," kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo di Banda Aceh, Kamis.
Dari 11 temuan gajah mati tersebut, kata Sapto, tiga di antaranya mati akibat konflik dengan manusia, tiga karena perburuan, dan lima gajah lainnya mati karena alami.
Menurut Sapto, angka kematian gajah tersebut menurun dibanding 2017. Pada 2017, ada 13 kematian gajah. Tujuh di antara mati karena konflik, serta tiga gajah lainnya mati karena perburuan dan tiga lainnya mati karena alami.
Sedangkan wilayah kematian gajah, terbanyak ditemukan di Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah sebanyak empat kasus. Kemudian, Kabupaten Aceh Besar tiga kasus.
"Serta di Kabupaten Bener Meriah dua kasus, di Kabupaten Pidie satu kasus, dan Kabupaten Pidie Jaya satu kasus," kata Sapto Aji Prabowo.
Baca juga, BKSDA Rawan Intensif Gajah Terlatih karena Sakit.
Sapto Aji menambahkan, kasus kematian gajah yang menjadi sorotan yakni gajah jantan jinak dan terlatih di Aceh Timur. Gajah jantan bernama Bunta ditemukan mati karena diracun serta gading hilang dipotong.
Serta kasus kematian gajah yang terakhir. Gajah jantan liar yang bernama Bongkok di Kabupaten Bireuen. Gajah jantan ini mati dalam kondisi gading sudah diambil orang tidak dikenal. "Kasus kematian di Kabupaten Bireuen ini sudah dilaporkan kepolisian. Laporan ke polisi selain kematian gajah, juga karena gadingnya hilang," ujar Sapto Aji Prabowo