Kamis 03 Jan 2019 17:31 WIB

Emil Optimistis Longsor Cisolok akan Ditanggulangi Baik

Lahan untuk relokasi hunian warga yang terdampak sudah siap digunakan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Longsoran rumah menutupi rumah penduduk di dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Longsoran rumah menutupi rumah penduduk di dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis penanggulangan longsor Cisolok, Kabupaten Sukabumi akan dilakukan dengan baik. Karena, menurut Emil, berbagai kebutuhan seperti dana dan lahan relokasi warga terdampak akan terpenuhi berkat kerja sama pemerintah daerah dan pusat.

Ridwan Kamil pun meyakini, kebutuhan anggaran untuk rehabilitasi daerah terdampak akan terpenuhi hingga tuntas. Sebab, selain adanya bantuan dari pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat pun mencukupi untuk proses tersebut.

"Penanganan bencana ada di angggaran tak terduga yang penggunaannya atas izin Kemendagri," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Kamis (3/1).

Emil mencotohkan, belum lama ini Jawa Barat membantu Lombok, Palu, puting beliung Bogor. "Apalagi Sukabumi. Sehingga pola emergency berjenjang," katanya.

Namun, kata Emil, pihaknya belum tentu akan memberi bantuan dana untuk penanganan longsor Sukabumi. Sebab Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menurunkan bantuan jika Pemerintah Kabupaten Sukabumi dirasa sudah tidak mampu lagi.

"Cukup tidak oleh kabupaten? Kalau tidak cukup, maka dana provinsi akan turun menggantikan, membantu," katanya.

Terlebih, kata dia, bantuan dari siapa pun bisa dilakukan apa saja selama untuk kepentingan rehabilitasi. "Rakyat bisa disentuh tingkat II atau provinsi, sama saja.  Tidak harus selalu sedikit-sedikit gubernur. Buat apa ada bupati atau wali kota dalam sistem pemerintahan," katanya.

Menurut Emil, lahan untuk relokasi hunian warga yang terdampak sudah siap digunakan. Bahkan, daerah baru tersebut milik desa sehingga prosesnya lebih mudah. "Mereka punya adat, ada lahan desa tersebar radius 2-3 kilometer," katanya.

Emil pun memberi kebebasan kepada warga untuk direlokasi ke mana pun asalkan lebih aman dari potensi bencana. Ia, sudah menugaskan Kades dalam pekan ini, untuk menyampaikan pilihan-pilihan lokasinya.

"Nanti setelah tanggap darurat, kita bikin upaya agar merelokasi satu kampung itu ke tempat baru," katanya.

Emil pun memastikan kebutuhan anggaran untuk relokasi akan dipenuhi hingga tuntas. "Anggarannya selalu ada. Kalau nggak ada, dari pusat selalu ada," katanya.

Saat ditanya tentang nasib dua anak yang kedua orang tuanya menjadi korban longsor, Emil mengatakan, ia akan menjadi orang tua asuh. Saat ini dirinya masih menunggu izin dari kakek korban untuk menjadikan mereka sebagai anak asuh.

photo
Kakak dan adik kandung Hengki (12) dan Farel (5) menjadi korban longsor di Desa Sirna Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi dan kehilangan kedua orangtuanya Kamis (3/1).

"Saya urusin hidupnya nanti, saya asuh sampai dewasa. (Masih) ada kakeknya, saya tanya dulu kakeknya," katanya.

Namun, kata Emil, walaupun nanti kakeknya tidak mengizinkan anak tersebut diasuh langsung oleh dirinya, ia akan tetap berkontribusi untuk membesarkannya. Untuk sekolahnya, ia mengira pasti harus pindah. Karena sekolah yang lebih baik banyak dan tempatnya jauh dari lokasi longsor. "Ya sampai sekolah beres," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement