REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat udara nir awak (PUNA) atau drone tipe Alap-alap PA-06D yang dirancang Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan sertifikat kelayakan dari Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan sebagai produk militer. Dalam sertifikasinya, drone ini diperuntukkan untuk misi pemetaan.
Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT, Wahyu Widodo Pandoe mengatakan drone ini memiliki kemampuan pemetaan seluas 1.700 hektare per jam. Drone ini juga dapat memetakan wilayah seluas lebih dari 8.500 hektare pada ketinggian 1.500 kaki.
Menurutnya proses sertifikasi memerlukan waktu tiga bulan sejak didaftarkan hingga lulus sertifikasi pada Desember 2018. Wahyu berharap dengan didapatkannya sertifikasi ini, drone ini dapat digunakan untuk keperluan TNI.
Empat Langkah Bikin PC Seperti Baru Lagi
"Setelah mendapatkan TC (type certificate), PUNA Alap-Alap PA-06D harusnya bisa langsung (diproduksi) massal dan dimanfaatkan oleh TNI," katanya.
Ia menambahkan bahwa drone ini mampu terbang di ketinggian 12 ribu kaki dengan kecepatan 55 hingga 65 knot. Untuk altitude atau ketinggian terbangnya, Alap-alap ini mampu mencapai 12 ribu kaki, dengan jangkauan datalink 100 km (LOS). Drone ini memiliki spesifikasi bentang sayap sepanjang 3.2 m, berat maksimum saat lepas landas sebesar 31 kg, dan memiliki ketahanan untuk terbang selama lima jam.
"Untuk kecepatan saat cruise 55 hingga 65 knot dan untuk take off landing memerlukan landasan pacu sepanjang 150 sampai 200 meter," kata dia.