Rabu 02 Jan 2019 19:55 WIB

Penurunan Jumlah Turis tak Patahkan Pariwisata Lombok

Gili Trawangan masih menjadi destinasi utama saat pergantian tahun

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wisatawan asing membawa sepeda di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (26/11/2018).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Wisatawan asing membawa sepeda di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (26/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Suntono mengatakan, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di NTB pada November 2018 mengalami penurunan dibandingkan pada Oktober 2018.

Suntono menyebutkan, TPK pada November 2018 sebesar 38,24 persen, sedangkan TPK hotel bintang pada Oktober 2018 mencapai sebesar 39,21 persen. "Ini berarti mengalami penurunan sebesar 0,97 poin. Jika dibandingkan dengan TPK hotel bintang pada November 2017 yang sebesar 52,48 persen berarti mengalami penurunan mencapai 14,24 poin," ujar Suntono saat jumpa pers di Aula BPS NTB, Rabu (2/1).

Untuk rata-rata lama menginap (RLM) tamu hotel bintang pada November 2018 yang tercatat 2,37 hari juga mengalami penurunan sebesar 0,15 hari dibandingkan dengan RLM pada Oktober 2018 yang sebesar 2,52 hari.

Suntono merinci, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang di NTB pada November 2018 tercatat 46.026 orang, yang terdiri atas 39.451 orang tamu dalam negeri (85,71 persen) dan 6.575 orang tamu luar negeri (14,29 persen).

Suntono melanjutkan, penurunan juga menyasar pada jumlah penumpang yang datang ke NTB melalui udara. Catatan BPS NTB, jumlah kedatangan penumpang melalui penerbangan domestik pada November 2018 sebanyak 133.298 orang atau turun sebesar 5,99 persen dibanding Oktober 2018. Jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan internasional juga turun sebesar 11,08 persen menjadi sebanyak 5.826 orang. Selain kedatangan, jumlah penumpang yang berangkat pada November 2018 melalui penerbangan domestik sebanyak 119.686 orang atau turun sebesar 11,04 persen dibandingkan Oktober 2018.

"Demikian halnya dengan jumlah penumpang yang berangkat melalui penerbangan internasional juga turun yaitu sebesar 21,86 persen dari 6.826 orang menjadi 5.334 orang," kata Suntono. 

Suntono melanjutkan, untuk jumlah penumpang yang datang melalui angkutan laut pada November 2018 naik sebesar 15,71 persen dibandingkan bulan Oktober 2018. Namun, jumlah penumpang berangkat turun sebesar 26,27 persen.

Berbeda dengan hotel bintang, kenaikan TPK terjadi pada hotel-hotel nonbintang yang ada di NTB. Suntono mengungkapkan, TPK hotel nonbintang di NTB pada November 2018 sebesar 23,41 persen atau mengalami kenaikan sebesar 1,93 poin dibanding pada Okrober 2018 dengan TPK sebesar 21,48 persen.

Namun, jika dibandingkan pada November 2017 masih mengalami penurunan sebesar 2,42 poin dari 25,83 persen. Angka kenaikan juga terlihat dari rata-rata lama menginap (RLM) tamu di hotel nonbintang pada November 2018 yang sebesar 1,90 hari, atau naik 0,31 hari dibandingkan dengan RLM pada Oktober 2018 sebesar 1,59 hari. 

Sektor pariwisata memang cukup terpukul dengan dampak bencana gempa yang melanda Lombok beberapa bulan lalu. Penurunan TPK hotel menjadi hal yang tidak terelakkan. Meski begitu, pelaku industri pariwisata di Lombok optimistis sektor pariwisata Lombok akan bangkit kembali.

Buktinya, pulau Lombok masih menjadi pilihan destinasi wisatawan untuk menghabiskan pergantian tahun. General Manager Warna Hotel Bar and Restaurant Trawangan, Ricky Rikardus Jumas mengatakan, tingkat kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan terus membaik.

Dia menilai, proses pemulihan sektor pariwisata, khususnya di Gili Trawangan relatif lebih cepat. Hal ini terlihat dari kembali ramainya tiga gili di Lombok Utara sejak akhir tahun.

"Walau tingkat hunian akomodasi di tiga Gili tidak sepadat tahun lalu, namun Gili masih menjadi primadona bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara," kata Ricky.

Ricky menambahkan, Gili Trawangan tetap ramai dengan wisatawan pada malam pergantian tahun, meski mungkin tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. 

Ricky menilai, jumlah wisatawan yang tidak seramai tahun sebelumnya cukup wajar lantaran Lombok baru dalam proses pemulihan pascagempa. Ricky menyebutkan, pemulihan sektor pariwisata sangat terlihat pada Desember saat memasuki pergantian tahun.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Ernanda Dewobroto mengatakan, tingkat okupansi hotel di Mataram jelang malam pergantian tahun cukup menggembirakan.

"Tingkat okupansi alhamdulillah bagus, cuma tidak sebagus tahun kemarin, cukup wajar karena ada gempa kemarin itu," ujar Ernanda pada Senin (31/12).

Ernanda menyebutkan, tingkat okupansi kamar hotel di Mataram mencapai 60 persen. Angka ini diprediksi masih akan meningkat lantaran adanya pemesanan kamar hotel mendadak jelang malam pergantian tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement