REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menyerahkan operasional Bendung Karet Tirtonadi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah. Konsekuensinya, seluruh biaya operasional otomatis menjadi kewajiban pemkot.
Penyerahan operasional Bendung Karet Tirtonadi berlaku efektif mulai Rabu (2/1). Selain bendung karet, BBWSBS juga menyerahkan operasional delapan pintu air yang berada di Kota Solo, antara lain pintu air Jebres, Semanggi, Pucangsawit, Kali Pepe Hulu, dan Kali Pepe Hilir.
Kepala BBWSBS, Charisal A Manu, menyatakan beban operasional untuk penanganan bendung karet dan pintu air dibagi bersama pemkot. "Sehingga biaya operasional yang sebelumnya kami tanggung bisa dialihkan ke program penanganan banjir lainnya," kata Charisal, kepada wartawan, Rabu (2/1).
Kebutuhan biaya operasional dari bendung karet dan pintu air tersebut tidak dapat ditentukan oleh BBWSBS. Pemkot yang akan menghitung anggaran yang disiapkan. BBWSBS mendukung dengan cara memberikan pelatihan kepada petugas penjaga pintu air.
Sebanyak 51 orang perwakilan dari setiap kelurahan dan kecamatan akan diberikan pelatihan untuk mempelajari cara mengoperasionalkan bendungan dan pintu air.
"Petugas-petugas yang kami training sudah dibekali bagaimana mengoperasionalkan pintu air. Mereka juga dibekali buku panduan agar menjalankan tugas dengan baik," terangnya.
Selain itu, BBWSBS juga menyerahkan operasional delapan unit pompa air tambahan. Sebelumnya, sudah ada pompa air yang diserahkan kepada Pemkot.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo optimistis dengan selesainya pembangunan bendung karet akan berdampak baik terhadap Kota Bengawan. Sebab, genangan dan banjir menjadi bencana musiman yang melanda warga di Solo. "Setelah perbaikan pintu air, kami yakin angka banjir akan terus mengalami penurunan," ujarnya.
Program pencegahan banjir di Kota Bengawan pada 2018 antara lain mencakup penambahan pompa air, revitalisasi pintu air dan pembangunan bendung karet. BBWSBS melakukan pembangunan dengan anggaran dari pemerintah pusat. Setelah seluruh bangunan selesai, BBWSBS berkolaborasi dengan pemkot.
Wali kota juga mengaku siap untuk menambah anggaran operasional pintu air dan bendung karet. Untuk sementara, biaya operasional digunakan untuk membeli oli, bahan bakar, dan gaji tenaga operasional. "Setiap pintu air akan djaga oleh petugas yang berasal dari warga sekitar lokasi," ujarnya.