REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku pelayaran yang melintas di Selat Sunda khususnya di wilayah Gunung Anak Krakatau, diminta untuk tetap waspada. Hal ini, menyusul status Gunung Anak Krakatau yang masih pada level III siaga.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus H Purnomo mengimbau, kepada para nakhoda kapal yang akan dan/atau sedang berlayar di Selat Sunda, khususnya perairan Banten untuk tetap waspada. "Ini berkaitan dengan erupsi gunung Anak Krakatau dan cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini," ujar dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, kemarin.
Agus mengingatkan, kendati aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus menunjukkan penurunan, tapi para pelaku pelayaran harus tetap waspada. Bahkan, mereka pun harus menjauh dengan radius lima kilometermdari Gunung Anak Krakatau.
“Kami juga mengimbau kepada para nakhoda untuk selalu memonitor dan memantau berita cuaca melalui website BMKG serta berita erupsi Anak Krakatau dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Geologi, Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau dan atau melalui semua alat yang dapat digunakan untuk menerima berita cuaca di atas kapal, baik itu Navtex, Weather Fax, atau Weather Telex, kemudian melakukan tindakan yang diperlukan sesuai prosedur di atas kapal,” kata Dirjen Agus.
Sedangkan untuk Kapal–kapal kecil dengan ukuran di bawah 35 GT dan kapal-kapal nelayan diimbau untuk menunda keberangkatan hingga cuaca dipastikan sudah benar-benar aman.
Dirjen Agus meminta, jajarannya terutama di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas I Banten untuk terus memonitor dan mewaspadai secara berkala aktivitas Gunung Anak Krakatau serta selalu berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Hingga saat ini aktivitas di Pelabuhan Banten masih berjalan normal dan tidak berdampak terhadap aktivitas Gunung Anak Krakatau. Kami akan mengikuti perkembangannya ke depan," tutup Agus.